Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bela-belain Staycation di Cordela Hotel Senen, demi Menelusuri Sejarah MH Thamrin

31 Maret 2020   22:54 Diperbarui: 31 Maret 2020   23:16 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

di depan patung MH Thamrin/ dethazyo
di depan patung MH Thamrin/ dethazyo
Cerita sedih pun didapat. Thamrin yang wafat pada 11 Januari 1941 ini, disaat-saat terakhirnya menderita sakit saat menjadi tahanan rumah. Kemudian, sakitnya semakin parah disinyalir karena ulah dari tim dokter pemerintah Kolonial yang seharusnya mengobati Thamrin, malah membuatnya tambah sakit.

Itulah mengapa isu Thamrin diracun pemerintah kolonial mencuat kepermukaan. Tapi, pemerintah Hindia-Belanda langsung mengeluarkan laporan resmi bahwa Thamrin bunuh diri.

di makam MH Thamrin/ dethazyo
di makam MH Thamrin/ dethazyo
Gowes pun dilanjutkan ke pintu air Manggarai. Di sini, kiprah Thamrin dalam menyuarakan antisipasi banjir Jakarta dijelaskan panjang lebar oleh JJ Rizal. 

Kala itu, Thamrin menjadi satu-satunya orang pribumi yang berani dengan lantang memaksa pemerintah kolonial mengeluarkan uang untuk proyek sistem kanal yang dikepalai Prof. Ir. Hendrik van Breen.

Hendrik adalah insinyur yang membuat perencanaan pengendalian banjir melalui Kanal Banjir Barat, sistem polder, dan rencana Kanal Banjir Timur pada masa itu.

Walau banjir kanal sempat membuat Jakarta terbebas banjir dalam beberapa masa, namun karena program ini tak dilanjutkan Jakarta pun kebanjiran lagi. Parahnya lagi, Pembuatan pengendali banjir kanal timur dan barat yang idenya berasal dari 1913, baru dieksekusi secara penuh pada tahun 2000-an.

Terakhir, perjalanan gowes menjadi paripurna saat memasuki museum MH Thamrin yang berada di Salemba. Berdasarkan cerita, bangunan yang bergaya arsitektur Indische dengan ornamen khas rumah Betawi itu dulunya merupakan bangunan tempat tinggal Meneer de Has.

Tahun 1929, Thamrin membelinya untuk dihibahkan kepada satu organisasi yang bernama Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Alhasil, gedung itu pun diberi nama Gedung Permufakatan Indonesia.

seluruh peserta gowes/ dethazyo
seluruh peserta gowes/ dethazyo
Uniknya, ditempat inilah lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan WR. Supratman pertama kali diperdengarkan secara instrumental, tanpa alunan lirik. Setali dengan itu, peserta kemudian diajak berkeliling museum, mencoba memahami koleksi, dan selesailah acara berkeliling Jakarta mengenal MH Thamrin.

Meski telah selesai, gaung semangat Thamrin membeli rakyat Indonesia, pun seakan masih terdengar nyaring di telinga. "Kalau pemerintah enggak berani keluar duit bantu rakyat, Gue yang keluar duit!"

Staycation Seru di Cordela Hotel Senen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun