Semua itu tentu ada sebab musababanya, apalagi kalau bukan tempat yang kita agung-agungkan sebagai wadah kita menimbah ilmu, yaitu ruang sekolah atau ruang perkuliahan. Wujud pendidikan kita sungguh jauh dari kata mencerdaskan.Â
Fakta itu turut diungkap Tom Nichols dengan berucap "kampus bukanlah tempat untuk penjelajahan intelektual. Kampus adalah rumah mewah, yang disewa selama empat tahun sampai enam tahun, Sembilan bulan setiap tahun, oleh anak-anak golongan atas yang boleh berteriak kepada dosen, seolah-olah mereka memarami pelayan yang ceroboh di sebuah rumah kolonial." (hlm 122)
Hal inilah yang disinyalir menjadi penyebab setahun belakangan sempat ada sindiran keras dari mahasiswa salah satu kampus terkenal tanah air melalui medium poster, mencoba mengkritik pendidikan kekinian dengan narasi "kuliah rasa pabrik."
Maka jelas, kala perguruan tinggi sudah menjadi sebuah bisnis, otomatis stigma "pelanggan adalah raja yang mendominasi." Oleh karenanya, bijaklah dalam membedakan mana yang ahli dan mana yang awam dalam mengumpulkan informasi.
Pada penutup, saya ingin berterima kasih kepada penulis (Tom Nichols) yang telah mewakili diri pribadi menyuarakan fenomena polusi informasi rawan hoax yang terjadi belakangan ini. Ingat, bijaklah berselancar di internet dan segera tanamkan, bahwa internet hanya sebuah wadah, bukan wasit. Terima kasih...
Detail
Judul Buku : Matinya Kepakaran
Penulis : Tom Nichols
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit : Desember 2018
Jumlah Halaman : 320
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H