Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita dari Doka

10 November 2018   21:28 Diperbarui: 15 November 2018   08:51 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otak pun bertanya-tanya, berbekal rasa skeptis yang meninggi, tetua adat menjadi sasaran lontaran pertanyaan-pertanyaan. Terutama terkait percikan Air dua fokus tadi. "air adalah elemen yang melambangkan sebuah kehidupan, dan terkait percikan yang diarahkan langsung ke kepala dan hati itu dimaksudkan untuk membersihkan semua pikiran jahat yang ada di otak ketika masuk ke dalam desa kami serta percikkan ke hati memiliki filosofi untuk membersihkan hati dan jiwa agar dikehidupan yang akan datang bisa menjadi manusia yang berguna kelak."

persiapan tarian menari diatas bambu (Flying Magic Bamboo)/ sofyan efendi
persiapan tarian menari diatas bambu (Flying Magic Bamboo)/ sofyan efendi
Setelah dijelaskan, kami tampaknya tak bisa berhenti untuk selalu kagum akan segala hal yang ditawarkan oleh desa Doka. Nah, kekaguman apa lagi yang mungkin mereka tawarkan?

Pertanyaan tersebut belum terjawab, Kami langsung dibawah ke halaman rumah milik salah satu warga disana. Terlihat warga Doka telah duduk bersilah beralaskan daun pandan yang dianyam. Secara khusus kursi dan meja disiapkan untuk Kami, yang diatasnya terdapat ubi nuabosi serta pisang kapok sebagai menu utama.

Sebagai menu pembuka, Kami diminta untuk mencoba mengunyah siri pinang. Bagi diri pribadi yang lahir di seberang pulau Flores, yaitu Pulau Sumbawa. Sirih pinang jelaslah bukan hal yang spesial.

Namun, ketika Kami ditawari minuman tradisional yang disebut sofi, barulah terasa special. Kadar alkohol yang begitu kuat, karena diracik dengan alami serta dicampur dengan ramuan ala lelulur mereka jelas menjadikan Sofi buatan warga Doka begitu menarik untuk dicicipi. Beralasan ingin mendalami budaya dan ingin mendokumentasikan kekayaan yang ada di Desa Doka, satu gelas kecil sofi sudah cukup. Sisanya Kami minta dibungkus saja.

Walau telah dilanda kepuasan, tenyata, masih saja ada yang harus dicoba yaitu Rokok yang terbuat dari tembakau tradisional, dengan dibalut kelebot jagung. Sontak tangan langsung mengubek-ubek kantung celana guna mencari korek api, tetapi pak Claytus menahan dan berujar. "Tunggu dulu, apinya harus api yang dibuat alami." Lalu seorang bapak-bapak muncul membawa dua bambu dan menggosoknya.

Dalam pikiran kami, tak pernah ada orang yang bisa membuat api dari potongan bambu. tak butuh waktu lama asap mulai mengepul, segera bapak-bapak tersebut mengambil serabut kelapa agar api menyala dan dapat membakar tembakau yang terselip dijemari. Setelah Kami dipersilahkan menyantap menu utama, sebelum nantinya menikmati kejutan demi kejutan yang disiapkan oleh masyarakat Doka.

Menggali Makna Kehidupan

proses pemintalan benang tenun ikat sikka/ sofyan efendi
proses pemintalan benang tenun ikat sikka/ sofyan efendi
Masyarakat yang ramah, serta tradisi yang terjaga sedari dulu membuat kami betah berlama-lama untuk sekedar minikmati satu demi tontonan yang mereka sajikan. Jadwal yang tadinya padat serta tersusun rapi, sesegera mungkin untuk diubah. Momen berada di Desa Doka, tak akan bisa didapat ditempat lain. Bagai ungkapan 'Everything In Vegas, Always In Vegas,' begitu pula Doka, 'Everything in Doka, Always In Doka.'

Disini rasanya tak ada garis pembatas antara tua dan muda, karena tiap orang berhak memulai obrolan kecil hingga obrolan besar dengan tema apa saja. Moment itulah yang semakin memperhangat suasana berbagi dan menginspirasi dikalangan mereka.

Tanpa sadar, Kami pun jadi ikut-ikutan dalam hangatnya obrolan. Kala itu obrolan kami mengarah untuk menggali lebih jauh akan makna kehidupan mulai dari aktivitas sehari-hari, ragam budaya, hingga upacara keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun