Sangat mudah menyebut orang-orang disekitar kita dengan label bahagia ataupun tidak bahagia. Ada yang melihat seseorang sedikit senyum saja bisa dianggap bahagia, dan kala ada orang sedikit mengekspresikan kekesalan melalui raut wajah, maka anggapan tak bahagia langsung menjadi label tepat dibelakang namanya.
Padahal, tak seperti itu juga. Belum tentu juga orang tak tersenyum itu tak bahagia, dan belum pasti pula orang tersenyum itu bahagia, kalau tak percaya silahkan maknai kembali lukisan rekaan sang maestro Leonardo Da Vinci, Monalisa Smile. Meski di bibir sang Monalisa membahasakan senyuman, namun kedua matanya justru menyiratkan kesedihan yang mendalam.
Atas dasar itu, entah mengapa diri pribadi langsung mengajak beberapa teman dan segera mengemas segala macam barang bawaan yang dirasa penting, guna ke tempat wisata demi menaklukkan jeram dan derasnya aliran Sungai Cisadane dengan ber-rafting ria. Untuk apa? Tak lain untuk mencari kebahagiaan yang tidak hanya memberi gambaran senyuman di bibir, tetapi dapat memberi gambaran keseluruhan wajah seraya berujar "Big smile on my face."
Berhubung aktivitas arung jeram dimulai keesokannya pada pukul 10.00 pagi. Beralasan meeting point yang berlokasi di kawasan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jelas, diri pribadi yang berdomisili di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, harus merapatkan diri sedekat-dekatnya agar persoalan klasik seperti telat atau terlambat bangun tidur esok hari dapat diminimalisasi.
Hatipun berkata 'mau tak mau menginap di Bogor." Langsung saja, smartphone di buka, langsung menuju situs web Pegipegi dan bersiap memilih hotel yang sekiranya cukup nyaman di daerah Bogor.Â
Tak lama kemudian, Berkat adanya rating plus ulasan dari ragam tamu yang menginap, Dan pilihan akhirnya jatuh pada salah satu hotel bintang 3 yang tepat berada dijantung kota Bogor. Setelah check-in, diripun langsung mengistirahat jiwa & raga, moga-moga mimpi indah agar siap bersua dengan kebahagiaan.
Tanpa basa basi, ragam makanan dan minuman langsung disantap dengan senang hati, apalagi yang kali ini dicari bukan cuma luapan adrenalin, terlebih karena mencoba menggali makna kebahagiaan itu sendiri.
Datang kepagian bukanlah masalah. Banyak hal yang dapat dilakukan sambil menanti waktu beraksi. Salah satunya dengan memilih life vest, helmet, dan dayung. Meski ini bukan momen pertama kali rafting, tetap saja, pemahaman akan safety first harusnya menjadi yang utama. Karenanya, jangan sampai lengah kala sang empunya jasa arung jeram (Alamanda) memberikan instruksi.
Namun sebelum melaju menuju derasnya aliran sungai Cisadane yang debit airnya sedang meninggi, sebuah lingkaran kecil untuk berdoa dibuat. Berdoa untuk memohon keselamatan, berdoa agar aktivitas ini berkah dan berdoa agar kebahagiaan dapat melingkupi kami sepanjang jalannya rafting.
Pendapatnya sungguh mewakili aktivitas rafting pagi hari ini. Saking bahagianya, hingga hormon bahagia, endorphin dan dopamine langsung memenuhi seisi perahu yang kami tumpangi.Â
Efeknya membuat seisi perahu menjadi semangat dalam mendayung, seraya mengidupkan sepeda motor, awalnya di gas perlahan-lahan, merasa stabil kemudian tancap gas secepatnya.
Akhirnya pun tiba pada sebuah tantangan terakhir yang cukup menakutkan, sampai-sampai skipper harus turun dan membenarkan posisi dari perahu agar siap menuruni jeram dam atau bendungan yang tingginya mencapai 3 meter dengan kemiringan 90 derajat.Â
Sempat saat itu nyali menjadi ciut, tapi karena adrenaline sudah kandung tinggi, maka satu-satunya opsi adalah HADAPI. Seperti hidup yang hanya menyediakan opsi 'Move On' kala dihujani oleh masa lalu. Hehehhe..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H