Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bertarung di Atas Jeram Sungai Cisadane

27 Oktober 2018   22:19 Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:30 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sensasi bertarung dengan jeram sungai cisadane/ dethazyo

Sangat mudah menyebut orang-orang disekitar kita dengan label bahagia ataupun tidak bahagia. Ada yang melihat seseorang sedikit senyum saja bisa dianggap bahagia, dan kala ada orang sedikit mengekspresikan kekesalan melalui raut wajah, maka anggapan tak bahagia langsung menjadi label tepat dibelakang namanya.

Padahal, tak seperti itu juga. Belum tentu juga orang tak tersenyum itu tak bahagia, dan belum pasti pula orang tersenyum itu bahagia, kalau tak percaya silahkan maknai kembali lukisan rekaan sang maestro Leonardo Da Vinci, Monalisa Smile. Meski di bibir sang Monalisa membahasakan senyuman, namun kedua matanya justru menyiratkan kesedihan yang mendalam.

Atas dasar itu, entah mengapa diri pribadi langsung mengajak beberapa teman dan segera mengemas segala macam barang bawaan yang dirasa penting, guna ke tempat wisata demi menaklukkan jeram dan derasnya aliran Sungai Cisadane dengan ber-rafting ria. Untuk apa? Tak lain untuk mencari kebahagiaan yang tidak hanya memberi gambaran senyuman di bibir, tetapi dapat memberi gambaran keseluruhan wajah seraya berujar "Big smile on my face."

Berhubung aktivitas arung jeram dimulai keesokannya pada pukul 10.00 pagi. Beralasan meeting point yang berlokasi di kawasan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jelas, diri pribadi yang berdomisili di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, harus merapatkan diri sedekat-dekatnya agar persoalan klasik seperti telat atau terlambat bangun tidur esok hari dapat diminimalisasi.

Hatipun berkata 'mau tak mau menginap di Bogor." Langsung saja, smartphone di buka, langsung menuju situs web Pegipegi dan bersiap memilih hotel yang sekiranya cukup nyaman di daerah Bogor. 

Tak lama kemudian, Berkat adanya rating plus ulasan dari ragam tamu yang menginap, Dan pilihan akhirnya jatuh pada salah satu hotel bintang 3 yang tepat berada dijantung kota Bogor. Setelah check-in, diripun langsung mengistirahat jiwa & raga, moga-moga mimpi indah agar siap bersua dengan kebahagiaan.

pemandangan indah dari hotel tempat kami menginap/ dethazyo
pemandangan indah dari hotel tempat kami menginap/ dethazyo
Pagi pun tiba, kiranya jam tangan tepat bergerak dipukul 07.00 WIB, dan sebagai penanda ritual mengumpulkan karbohidrat sebanyak-banyaknya dimulai, untuk mendapat energi lebih saat menaklukkan jeram sungai Cisadane yang sepanjang 8 KM, selama kurang lebih 2 jam. 

Tanpa basa basi, ragam makanan dan minuman langsung disantap dengan senang hati, apalagi yang kali ini dicari bukan cuma luapan adrenalin, terlebih karena mencoba menggali makna kebahagiaan itu sendiri.

Datang kepagian bukanlah masalah. Banyak hal yang dapat dilakukan sambil menanti waktu beraksi. Salah satunya dengan memilih life vest, helmet, dan dayung. Meski ini bukan momen pertama kali rafting, tetap saja, pemahaman akan safety first harusnya menjadi yang utama. Karenanya, jangan sampai lengah kala sang empunya jasa arung jeram (Alamanda) memberikan instruksi.

helmet/ dethazyo
helmet/ dethazyo
beberapa dayung/ dethazyo
beberapa dayung/ dethazyo
saya dan kawan-kawan/ dethazyo
saya dan kawan-kawan/ dethazyo
Oleh karenanya, dayung maju dan dayung mundur menjadi instruksi yang nantinya sering didengar oleh telinga. Sampai akhirnya, diri pribadi ditempatkan  di satu perahu dengan 4 orang teman, dan didampingi seorang skipper yang lihai menuntun kami melawati jeram demi jeram ala Cisadane.

Namun sebelum melaju menuju derasnya aliran sungai Cisadane yang debit airnya sedang meninggi, sebuah lingkaran kecil untuk berdoa dibuat. Berdoa untuk memohon keselamatan, berdoa agar aktivitas ini berkah dan berdoa agar kebahagiaan dapat melingkupi kami sepanjang jalannya rafting.

menuju titik start/ dethazyo
menuju titik start/ dethazyo
Jeram demi jeram pun terlewati, mulai dari yang bernama jeram blender, jeram kerinduan, jeram kuda liar, dan sambil menanti jeram dam atau bendungan. Berita baiknya, setiap jeram rasanya merangkum sebuah cerita, tak lain ialah cerita tentang betapa bahagianya dapat rafting ditempat seindah ini dengan kiri-kanan pandangan yang diisi oleh rimbunnya pepohonan serta warga lokal yang sedang beraktivitas di ladang.

bersiap menaklukkan sungai cisadane/ dethazyo
bersiap menaklukkan sungai cisadane/ dethazyo
meluncur/ dethazyo
meluncur/ dethazyo
Ditengah-tengah perjalanan otak langsung mengingat sesuatu karena saking bahagianya. Sesuatu itu ialah sebuah pendapat tentang kebahagiaan yang diungkap langsung oleh Noah Webster yang kala itu tengah menulis kamus Amerika yang pertama tepat pada tahun 1825. Ia mengungkap bahwa kebahagiaan adalah "perasaan menyenangkan yang berasal dari kenikmatan rasa senang."

Pendapatnya sungguh mewakili aktivitas rafting pagi hari ini. Saking bahagianya, hingga hormon bahagia, endorphin dan dopamine langsung memenuhi seisi perahu yang kami tumpangi. 

Efeknya membuat seisi perahu menjadi semangat dalam mendayung, seraya mengidupkan sepeda motor, awalnya di gas perlahan-lahan, merasa stabil kemudian tancap gas secepatnya.

Akhirnya pun tiba pada sebuah tantangan terakhir yang cukup menakutkan, sampai-sampai skipper harus turun dan membenarkan posisi dari perahu agar siap menuruni jeram dam atau bendungan yang tingginya mencapai 3 meter dengan kemiringan 90 derajat. 

Sempat saat itu nyali menjadi ciut, tapi karena adrenaline sudah kandung tinggi, maka satu-satunya opsi adalah HADAPI. Seperti hidup yang hanya menyediakan opsi 'Move On' kala dihujani oleh masa lalu. Hehehhe..

sesaat setelah menaklukkan jeram bendungan/ dethazyo
sesaat setelah menaklukkan jeram bendungan/ dethazyo
semangattt/ dethazyo
semangattt/ dethazyo
Tantangan tersebut pun kami taklukkan. Tenyata, hal itu tak hanya menimbulkan ketakutan belaka, candu pun ikut-ikutan menyertainya. Betapa tidak, candu tersebut rasanya membuat pikiran segera menyusun rencana baru, entah pada liburan akhir tahun atau libur tahun baru untuk kembali merasakan sensasi yang sama dari salah satu wisata Indonesia yang ada di Bogor, dan dengan orang-orang yang baru, tentunya. Karena tak ada hal yang lebih mengasikkan selain menyebarkan kebahagiaan, bukan?

signature
signature

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun