Tenarnya sebuah kreasi tentu tak lepas dari penemunya, bahkan seberapa terkenal sebuah kreasi akan berbanding lurus dengan ketenaran penemunya.
Itulah yang dapat saya cerna kala berkesempatan bertemu dengan seseorang yang dianggap genius, penuh semangat dan pantang menyerah dalam menciptakan kreasi. Beliau adalah Kikuo Ibe atau yang sekarang dikenal dengan "Father of G-SHOCK." Bapak dari sebuah jam tangan yang dikenal tangguh karena telah teruji di segala medan, baik langit, udara dan juga lautan.
Kiranya pada 35 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya pada tahun 1981, tekad Ibe-San (sapaan akrabnya) membuat sebuah jam tangan tahan banting dimulai. Â Saya pun sempat mendengar ceritanya dahulu, tetapi saya lebih memilih untuk sedikit mengutip pernyataan beliau saat berjumpa di acara 'G-SHOCK: Pacu Inovasi dan Berbagi Semangat Pantang Menyerah bersama Para Inovator Muda Indonesia,' di Decanter Wine and Food, Kuningan, Jakarta (7/12). Beliau mengungkap 'saya bertekad membuat jam tangan yang kuat dan tahan banting secara tak sengaja memecahkan jam tangan hadiah dari ayah saya.'
Lengkapnya, Beliau adalah seorang pengembang jam tangan Casio yang dengan tak sengaja menjatuhkan jam tangan yang diterima dari orang tuanya setelah lulus masuk SMA. Moment magisnya, jam tangan tersebut rusak, hingga membuat dirinya dihantui sedikit rasa bersalah akan tidak kesengajaan tersebut. Atas dasar itu, agar setiap ayah di dunia ini tak kecewa kala memberi hadiah jam tangan kepada anaknya, maka ia langsung bertekad memulai mimpinya membuat jam tangan baru yang tak akan rusak meski terjatuh.
Jangan berharap pada percobaan pertama langsung berhasil, justru di awal-awal 'kata' kegagalan yang memenuhi kamus hidupnya. Meski begitu, Ibe tak menyerah, Ia mencoba lagi dan lagi. Bahkan sampai mencapai 200 prototipe jam, dan barulah Model pertama dari G-SHOCK dilahirkan dengan seri DW-5000C yang diluncurkan ke khalayak pada tahun 1983.
Atas semangat dari Ibe-San saya pun langsung teringat suatu sosok yang pantang menyerah dan sama sekali tak mau disebut gagal. Siapa lagi kalau bukan Thomas Alva Edison, yang terkenal karena menemukan lampu pijar setelah melakukan 9.955 percobaan pada tahun 1879. Bahkan ia sendiri enggan menyebut hal tersebut gagal. Sampai-sampai bantahannya menjadi kutipan favorit dari banyak orang "Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak bekerja."
Semangat yang sama sungguh terlihat dari sosok Kikuo Ibe, karena sangking semangatnya, jam tangan yang Ia ciptakan justru tenar lebih dulu di Amerika Serikat dalam kurun waktu 1984 -- 1990. Semua dimulai dari iklan G-SHOCK yang menampilkan seorang pemain hoki es memukul G-Shock DW-5200 sebagai ganti karet hoki (puck). Walhasil, G-Shock menjadi pembicaraan di seantero negeri paman san. Berawal dari iklan, kemudian hingga dikenal dari mulut ke mulut, kebanyakan bukan untuk memberi pujaan, terlebih ingin membuktikan apakah jam tersebut benar-benar tangguh.
Uniknya, malah di Jepang sendiri jam tangan G-SHOCK mulai diminati pada tahun 1990, kala itu malah  ada yang menganggap jam tangan G-SHOCK berasal dari Amerika Serikat. Padahal, penemu sekaligus pembuatnya adalah orang Jepang, bekerja di perusahaan Jepang dan menyukai kendo (olahraga tradisional Jepang yang memuat semangat pantang menyerah).
'Never Give Up, Never Give Up, Never Give Up' -- Kikuo Ibe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H