Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jenuh Berolahraga Lari, Lawan dengan 6 Cara Ini!

25 Oktober 2017   14:25 Diperbarui: 25 Oktober 2017   21:07 1984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stand up with geliga krim (geligakrim.com)

"Masalah utamanya bukanlah soal kecepatan atau jarak, melainkan bagaimana bisa berlari setiap hari tanpa absen."
-- Haruki Murakami

Walau Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Djuwita Moeloek, pernah mengungkap bahwa hanya 20 persen dari jumlah warga di Indonesia yang peduli akan pentingnya kesehatan, jumlah tersebut cukup lumayan menyayat hati, padahal belakangan ini justru ragam olahraga mulai digemari oleh warga masyarakat di kota besar. Hal itu dapat dibuktikan dengan mulai menjamurnya usaha lapangan futsal, sanggar tari yang semakin ramai, pusat kebugaran (gym) yang parkirannya selalu penuh, dan tentu saja para pengabdi olahraga lari yang mulai terlihat di berbagai sudut kota.

Untuk itu, secara sengaja kutipan dari buku rekaan Harumi Murakami yang berjudul "What I Talk About When I Talk About Running" muncul sebagai awalan guna membuat siapa saja dapat kembali bersemangat untuk tetap mengadopsi gaya hidup sehat aktif terutama dalam berlari.

Perkaranya, setiap seseorang mulai menyukai ataupun mendalami suatu olahraga, kejenuhan selalu mengintai dari belakang. Mirip-mirip sepenggal lirik lagunya band DRIVE, semakin ku menyayangimu/semakin ku harus melepasmu dari di hidupku. Olahraga lari pun begitu adanya, semakin menyukai berlari, semakin besar pula godaan akan kejenuhan yang didapat.

Kejenuhan seperti ini, bukan cuma dialami oleh saya atau Anda yang masih berlari dalam kategori amatir, tetapi para atlet lari berkelas dunia sekalipun pasti pernah merasakan jenuh. Bedanya, mereka bisa melawan kejenuhan, dan kita cenderung tak mampu move-on dari nuansa jenuhnya berlari. Ada yang memilih gantung sepatu ala pemain sepak bola, ada yang memilih diam saja di rumah, serta ada yang memilih mencoba-coba olahraga lainnya.

Seluruh opsi di atas, jelas memilih gantung sepatu alias pensiun berlari yang menjadi ketakutan utama. Sayang banget ya, awalnya sudah antusias berlari, namun karena jenuh akhirnya memilih tak melanjutkan apa yang sudah dibuat. Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya kejenuhan itu dilawan, seperti apa caranya? Beberapa telah penulis rangkum, sebagaimana hal yang pernah dilakukan oleh penulis dalam menjaring semangat berlari. CEKIDOT....

1. Membuat playlist

mendengarkan musik (enfemenino.com)
mendengarkan musik (enfemenino.com)
Kejenuhan dalam berlari sesuai pengalaman hidup di ibu kota, dapat muncul dari tak adanya playlist (daftar musik) yang dibuat untuk menemani selama aktivitas berlari. Bayangkan betapa sumpeknya telinga mendengar mobil dan motor lalu lalang, belum lagi saat macet melanda, suara klakson sana-sini mau tak mau menggaung di telingga. Kalau Anda berlari dengan kondisi seperti ini tiap hari, jelas saja kejenuhan datang melanda. Maka dari itu, buatlah daftar musik yang nantinya dapat membantu Anda menjaring semangat selama berlari dengan lagu-lagu favorit. Cara ini sekaligus dapat meredam suara dari sekitar dan juga suara hati (eahhhh).

2. Temukan rute baru

temukan rute baru (primavit.club)
temukan rute baru (primavit.club)
Kalau rute berlarinya cuma seputar komplek perumahan saja, ya jelas bosan. Berlari itu sama dengan membina hubungan serius dengan seseorang kekasih yang selalu membutuhkan pembaharuan dalam setiap waktu dan kesempatan. Kalau berlari dengan rute yang berbeda-beda, jelas lebih menarik hati, dibanding tetap setia berlari di komplek perumahan yang ujung-ujungnya malah dapat membuat Anda stres sendiri.

3. Gabung dengan komunitas lari

gabung komunitas lari (primavit.club)
gabung komunitas lari (primavit.club)
Jika Anda masih jenuh berlari karena tak ada teman yang menemani, baiknya, tenang saja, hal yang Anda butuhkan cuma keberanian untuk bergabung dengan komunitas lari di kota Anda. adanya anggota, agenda rutin, atau event mingguan, bulanan hingga tahunan, dapat membuat Anda merasa nyaman bergabung dengan komunitas lari, sehingga jenuh pun minggat dengan sendirinya.

4. Miliki target

miliki target dalam berlari (primavit.club)
miliki target dalam berlari (primavit.club)
Apalah artinya berlari jika tak memiliki target yang pasti dalam melakoninya. Sekalipun alasan Anda jelas untuk menjaga tubuh agar tetap ideal, tapi dengan tanpa adanya target yang pasti atau hanya mengamini prinsip "berlari saja", maka jelas Anda akan merasa jenuh dalam berlari. Untuk itu, tentukan target semisal 2k -- 5k per hari. kalau hal tersebut belum dirasa cukup, ya gampang, cukup update saja target Anda. Dengan begitu semangat Anda berlari akan semakin terpacu, bukan?

5. Ikut event berlari

ikut event berlari (primavit.club)
ikut event berlari (primavit.club)
Jenuh berlari bisa jadi karena Anda sebenarnya kurang tertantang dengan aktivitas tersebut. Bagaimana mau tertantang, orang rute yang dipilih cuma taman kota dan jalanan komplek. Solusi terbaik akan masalah ini jelas, Anda membutuhkan tantangan yang lebih dari biasanya dalam berlari. Dan mengikuti event-event berlari yang terselenggara di kota Anda dapat menjadi pilihan. Anda dengan bebas memilih acara berlari yang menawarkan kategori 5K, 10k, hingga 25K. kalaupun Anda masih merasa kurang, carilah event marathon yang hadir dalam waktu dekat, bisa milih full marathon (lazimnya 50k) atau malah memilih half marathon saja. Dijamin, habis ikutan event berlari, nuansa kejenuhan akan sirna dari hidup Anda. 

6. Bebas pegal untuk lari lebih optimal

stand up with geliga krim (geligakrim.com)
stand up with geliga krim (geligakrim.com)
Sesemangat apapun Anda berlari setiap hari tanpa absen ala Haruki Murakami, kala rasa pegal, keseleo, sakit pinggang, ngilu dan sebagainya mendatangi, maka seketika aktivitas tersebut dihentikan dengan segera. Bukan berarti Anda memutuskan untuk berhenti berlari, tetapi, hanya mengistirahatkan tubuh selama satu-dua hari guna kembali fit dan nyaman berlari seperti semula.

Padahal, sebenarnya ada rumusan khusus untuk Anda menghindari pegal dan kawan-kawannya (dkk) dalam berlari. Coba sedikit kita unduh kembali asumsi dari Ryuji Utomo, salah satu punggawa Tim Nasional Indonesia, yang beberapa waktu lalu mengisi acara di Kompasiana Nangkring bersama Geliga Krim. Menurutnya penggunaan balsem sebelum latihan atau bertanding sangat berpengaruh terhadap peformanya memainkan si kulit bundar. 'Seperti penggunaan balsem, misalnya, saya menggunakannya sebelum latihan atau bertanding. Jadi tidak hanya setelah beraktivitas saja.'

Malalui Ryuji sebuah pembelajaran penting telah didapat. Namun jika bertanya balsem apa yang cocok untuk menangani problema pegal dkk saat menekuni dunia lari, maka atas asumsi diri saya pribadi, jatuh pada peraih Top Brand 2017, Geliga Krim. Bukan apa-apa, brand satu ini sudah teruji dan terbukti dapat mengusir pegal, sehingga saya pun sehari-hari dapat berlari lebih optimal.

signature
signature

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun