Mohon tunggu...
Desyta Rina Marta Guritno
Desyta Rina Marta Guritno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelato

6 November 2022   10:54 Diperbarui: 7 November 2022   08:27 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelato (Pixabay/stevepb)

Siang itu udara di Wellington terasa panas sekali, entah berada di suhu berapa yang jelas matahari tampak begitu terik, puncak musim panas memang. Brie baru keluar dari flatnya pukul dua siang dengan memakai baju andalannya saat musim panas yakni kulot panjang dengan bahan tipis, tanktop hitam, dan outer rajut tipis dengan motif jaring laba-laba, berharap angin dengan mudah menyentuh kulitnya jika memakai baju itu.Dia pergi untuk bekerja, perempuan berusia seperempat abad itu bekerja di Anita La Mamma del Gelato, kedai gelato paling digilai seantero Wellington. Pemiliknya, Nyonya Anita, orang Italia yang menetap di Wellington karena menikah dengan warga asli.

Hari ini Brie kedapatan shift siang, dengan cuaca sepanas ini cukup membuat kulit putihnya jadi makin eksotis. Setelah menggunakan celemek berwarna cokelat hazel yang senada dengan warna gerai, Brie langsung menggantikan rekannya untuk melayani pembeli.

Gelato disini memang dibuat dengan resep asli Italia, tak ayal menjadikannya populer seantero kota. Bahkan orang Italia yang berkunjung ke Wellington pun mengatakan bahwa gelato ini lebih enak daripada gelato yang terkenal di Milan.

Belakangan ini Brie menemui hal aneh saat dia bekerja, selama lima tahun dia bekerja di gerai gelato itu tidak pernah sekalipun dia ingat pembeli yang datang karena saking ramainya. Jangankan mengingat, melihat wajahnya saja kadang dia belum sempat karena harus melayani pembeli lain.

Tapi berbeda dengan kejadian yang beberapa minggu ini dia alami. Ada seorang wanita, usianya mungkin tak jauh dari Brie, setiap hari dia datang saat Brie sedang bekerja, entah saat dia sedang shift malam atau shift siang.

Perempuan ini aneh hingga membuat Brie terheran-heran. Begini, harga satu scoop gelato di kedai ini adalah 2 dollar, setiap hari wanita itu memberi Brie uang 10 dollar yang artinya dia membeli 5 scoop gelato. Anehnya, dia tidak pernah mengatakan mau rasa apa sehingga Brie asal memasukkan aneka rasa gelato pada wadah.

Pernah sekali Brie merasa sangat kesal, dia bertanya pada wanita itu rasa apa yang dia inginkan serta ingin wadah terpisah atau jadi satu saja. Namun, perempuan itu tak kunjung menjawab, dia hanya tersenyum riang sambil melihat ke dalam etalase gelato seperti orang yang kelaparan.

Brie tidak habis pikir, bagaimana orang bisa tidak merasa bosan makan 5 scoop gelato setiap hari meskipun rasa gelato disini memang sangat enak. Benar saja, tak berselang lama setelah Brie mengambil alih pekerjaan, wanita itu datang lagi.

"Dia duduk disitu sejak sejam yang lalu, mungkin sedang menunggumu," ucap Antony, rekan Brie yang bertugas shift pagi.

Seperti biasa, wanita itu memberi Brie uang 10 dollar dan tidak mengatakan apapun setelahnya kecuali melihat ke dalam etalase dengan mata berbinar dan senyum riang.

Brie pun tidak mengatakan apa-apa, dia mengambil lima scoop gelato dengan rasa sesukanya ke dalam satu wadah. Diberikannya gelato itu pada wanita itu, sekarang wajahnya tampak semakin senang karena gelato sudah di tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun