Bahasa Tubuh Bicara Lebih Keras
Salah satu hal pertama yang diperhatikan mahasiswa UNSERA adalah perbedaan bahasa tubuh antara mereka dan mahasiswa UTP. "Orang Malaysia cenderung lebih ekspresif dengan menggunakan tangan saat berbicara," ungkap Siti Hernawati. "Sedangkan di Indonesia, kita lebih sering menggunakan gestur yang lebih halus."
Perbedaan ini bukan hanya sekadar gaya, namun juga mencerminkan nilai-nilai budaya yang berbeda. Bahasa tubuh yang lebih terbuka di Malaysia mencerminkan sifat masyarakat yang lebih ramah dan ekstrovert.
Senyuman sebagai Bahasa Universal
Meskipun ada perbedaan dalam bahasa tubuh, ada satu hal yang menyatukan mereka: senyuman. "Senyuman adalah bahasa universal yang menembus segala perbedaan budaya," ujar Anindia Alysa. "Di mana pun kita berada, senyuman selalu menjadi cara terbaik untuk memulai percakapan dan membangun hubungan."
Senyuman yang tulus menjadi jembatan bagi mahasiswa UNSERA untuk berinteraksi dengan mahasiswa UTP. Hal ini menunjukkan keramahan dan keterbukaan yang membuat mereka merasa diterima di lingkungan baru.
Kata-Kata yang Membentuk Realitas
Selain bahasa tubuh dan ekspresi wajah, pemilihan kata juga sangat dipengaruhi oleh budaya. "Orang Malaysia cenderung lebih halus dalam menyampaikan pendapat," ujar seorang dosen pembimbing. "Mereka lebih sering menggunakan bahasa yang tidak langsung dan lebih memperhatikan konteks sosial."
Perbedaan ini terlihat jelas dalam diskusi kelas. Mahasiswa UNSERA yang terbiasa dengan gaya komunikasi yang lebih langsung, harus belajar untuk lebih memperhatikan konteks dan memilih kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Adaptasi dan Pembelajaran
Selama program Educompreneur, mahasiswa UNSERA tidak hanya belajar tentang budaya Malaysia, tetapi juga belajar untuk beradaptasi dengan gaya komunikasi yang berbeda. Mereka belajar untuk lebih memperhatikan bahasa tubuh, memilih kata-kata yang tepat, dan menghargai perbedaan budaya.
"Pengalaman ini membuat saya lebih peka terhadap perbedaan budaya dan lebih menghargai keragaman," ujar seorang mahasiswa. "Saya juga belajar untuk lebih fleksibel dan terbuka terhadap cara berkomunikasi yang berbeda."
Dampak Jangka Panjang
Pengalaman beradaptasi dengan gaya komunikasi yang berbeda di UTP memiliki dampak jangka panjang bagi mahasiswa UNSERA. Mereka akan membawa pulang pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi yang efektif dan menghargai perbedaan budaya. Keterampilan ini akan sangat berguna bagi mereka dalam berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang di masa depan.
Kesimpulan
Program Educompreneur Universitas Serang Raya ke Universitas Teknologi Petronas merupakan sebuah langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik yang mendalam, tetapi juga mengembangkan soft skills yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI