Saran, mungkin yang bisa dilakukan selama bulan puasa adalah mengurangi jam belajar, mengganti pelajaran olahraga menjadi teori saja, dan meniadakan ekstrakurikuler (ekskul) .  Kemudian, katakanlah bagi non-Muslim diizinkan pulang lebih cepat.  Sedangkan bagi peserta didik Muslim mereka diadakan pesantren kilat tanpa kewajiban menginap misalnya.  Tentunya  di sini dengan tetap memperhatikan kurikulum berjalan bisa terpenuhi.
Kita sepakat untuk menghormati bulan puasa sebagai ibadah saudara Muslim kita. Â Tetapi alangkah baiknya juga untuk menyimbangkan antara ibadah dan kegiatan pendidikan berjalan berdampingan. Â Ini juga menjadi pengalaman spritiual peserta didik Muslim untuk tetap kuat menjalankan ibadahnya.
Bahwa di negeri ini ada 6 agama yang berbeda. Â Sejatinya di bulan puasa juga bisa melatih dan mendidik peserta didik untuk bisa bertoleransi. Â Artinya bulan puasa juga menjadi momentum untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dan pendidikan tanpa mengorbankan hak siswa untuk belajar. Â Salam toleransi!
Sumber
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI