Bocah kecil yang kini sudah beranjak remaja ini adalah cerita nyata satu dari banyak impian anak Indonesia yang dikarenakan kemiskinan lalu harus memenangkan rasa lapar ketimbang pendidikan. Â Bahkan tidak jarang merelakan bangku sekolah untuk mencari rupiah. Â Rantai kebodohan dan kemiskinan yang terus berlanjut diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tragis, katanya negeri ini sudah merdeka 79 tahun. Â Apakah iya, kita sungguh sudah merdeka? Â Nyatanya kita hanya terlepas dari tangan penjajah asing. Â Tetapi dilanjutkan oleh penjajahan bangsa sendiri dalam berbagai kemasan.
Para petinggi, birokrasi, peraturan dan kebijakan nyaris tidak pernah memihak kepada rakyat. Â Bahkan pendidikan yang harusnya menjadi prioritas, tetapi hanyalah nomor sekian. Â Ngerinya lagi, pendidikan itu sendiri saja bahkan sibuk mencari identitas.
Ganti Menteri, ganti kebijakan adalah slogan yang melekat kepada dunia pendidikan kita. Â Lalu bagaimana generasi emas yang diimpikan terwujud? Â Sedangkan kebijakan tidak pernah selesai dan terus menerus bongkar pasang. Â Padahal pendidikan erat kaitannya dengan memutus kemiskinan.
Ironis dan tragis! Â Tidak hanya kebijakan yang bergonta-ganti, dan menjadikan anak usia sekolah ibarat kelinci percobaan. Â Bahkan mendidik pun seolah dilemparkan ke tangan bapak dan ibu guru. Â Sementara sekarang ini para pendidik pun disibukan dengan bonus tugas administrasi. Â Di sisi lain, orang tua tenggelam di kesibukannya sendiri, ataupun habis-habisan mencari rupiah demi mempersiapkan biaya kuliah yang kian menjulang tinggi mencekik.
Lingkaran keruwetan yang kusut, dan korban yang paling nyata adalah anak! Â Bukankah semestinya negeri ini tidak "bermain-main" dengan pendidikan. Â Sebab ini menyangkut generasi penerus bangsa.
Seharusnya pendidikan tidak menjadi beban untuk peserta didik ataupun dunia sekolah. Â Sebab, seperti bocah penjual kue yang kukenal, dirinya tidak semata memikirkan sekolah dan sekolah. Â Namun juga harus berjuang untuk mencari rupiah. Â Begitupun, nyatanya tidak menyurutkan langkahnya untuk mewujudkan mimpi. Â Mimpi untuk keluar dari garis kemiskinan.
Bandung, 25 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H