Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilematis Soal Pilihan Ganda Dihapus dan Minimnya Literasi Peserta Didik

27 September 2023   03:22 Diperbarui: 27 September 2023   03:27 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.caping.co.id/

Tragisnya, data UNESCO menyebutkan Indonesia menempati urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah!  Kebayang seramnya, bagaimana mau menjawab soal, bahkan untuk mengerti isi pertanyaan yang bersifat uraian saja masih tanda tanya besar!

Artinya, jelas menjawab cap cip cup kembang kuncup pilihan ganda jauh lebih menyenangkan.  Kalau perlu, dan di kondisi kepepet, tanpa perlu tahu bertanyaan, tinggal pilih saja suka hati!  Namun, bak langit dan dasar bumi yang terdalam jika harus menjawab essay.  Terang menderang akan terbaca kosongnya ketidaktahuan kita!

Padahal dibandingkan soal pilihan ganda maka uraian ataupun essay jelas menunjukkan isi otak!  Otak bukan karena pintar menghafal.  Tetapi karena logikanya jalan!  Di mana peserta didik diajak untuk menggunakan ataupun menunjukkan pemikirannya secara bebas.

Sebab tidak ada yang baku dalam jawaban essay.  Kemudian, soal essay adalah unik, karena tidak mungkin uraian si A akan sama dengan si B.  Jika ini terjadi maka patutlah dipertanyakan kok bisa, dan kok kompak sekali kata hingga per kalimatnya?

Menarik untuk menceritakan pengalaman ketika putraku masih di SMA.  Di mana untuk pelajaran Matematika sekalipun gurunya meminta untuk menyertakan coret-coretan saat lembar jawaban dikumpulkan.  Sehingga walaupun soal berbentuk soal cerita dengan pilihan ganda sebagai jawabannya.  Tetapi kertas coretan hitungannya tetap diminta untuk dikumpulkan.

Bertambah salut ketika Ibu Guru yang luarbiasa ini tidak mempermasalahkan cara putraku mendapatkan jawaban meskipun berbeda dengan cara yang diajarkannya. Menurutnya, sekalipun lebih ringkas.  Tetapi terbaca melalui coretan bahwa putraku mengerti materi yang diajarkannya, dan soal cerita yang ditanyakannya.

Apakah ini menjadi pekerjaan tambahan untuk guru sebagai pendidik?  Dipastikan jawabannya iya!  Nyatanya ada guru yang mau melakukannya dengan hati.  Sekalipun menjadi pekerjaan tambahan baginya membandingkan lembar jawaban dengan kertas coretan.  Tetapi sederhana si guru menjawab ketika saya sebagai orang tua sempat bertanya.  "Saya hanya ingin anak-anak mengerti materi yang saya ajarkan bu.  Sebuah kebahagiaan jika mereka mengerti dan menikmati pelajaran saya.  Sebab saya ini adalah guru, bu."

Indonesia adalah bangsa dengan potensi yang besar.  Teringat ketika sulitnya kita menerima e-toll sebagai alat bayar ketimbang uang tunai.  Nyatanya kini sudah menjadi hal biasa.  Sadar untuk mencapai sebuah terobosan haruslah berani keluar dari zona nyaman.  Tidak terburu-buru, tetapi dimulai dari keberanian melangkah.

Mungkin seperti yang dilakukan Ibu Guru Matematika putraku misalnya.  Mungkin juga dengan mulai dikuranginya jumlah soal pilihan ganda, dan memperbanyak essay.  Tentunya harus berjalan paralel dengan meningkatkan literasi atau minat baca bangsa ini.

Lalu apakah saya setuju dengan masukan Maudy?  Saya menjawabnya, ya!  Sebab saya rindu negeri ini dibangun oleh anak bangsa!  Zaman berubah dan tantangan juga semakin berat!  Indonesia butuh mereka yang mempunyai ide dan pemikiran cemerlang.  Mereka yang terbiasa atau dibiasakan sedari dini untuk memberikan suara, ide, ataupun pemikiran!

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun