Kehadiran Indonesia di International Telecommunication Union (ITU) ke 21 diwakili Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Plate. Â Adapun konfrensi ini diadakan pada 26 September hingga 14 Oktober 2022.Â
Di mana delegasi yang hadir pada gelaran empat tahunan ini meliputi menteri dan pejabat pemerintah, perwakilan dari badan nasional, regional, dan internasional, lembaga akademis, dan sektor swasta -- perusahaan telekomunikasi dan Internet.
Ehhhmmm..... pastinya tidak banyak yang mengetahui perjalanan telekomunikasi tanah air, apalagi dunia. Â Sehingga tentunya tidak banyak pula yang pernah mendengar ataupun mengetahui tentang ITU. Â Baiklah sejenak kita balik ke zaman jadul untuk menambah wawasan kita bersama.
Jika melihat sekarang, tidak terbayangkan telekomunikasi rupanya telah berkembang begitu pesat hingga di titik ini. Â Kini kita begitu dimanja, terlebih dengan kemudahan era-digital. Â Tetapi percayalah kenyamanan ini tidak semudah membalik telapak tangan.
Kembali kepada International Telecommunication Union (ITU) adalah sebuah organisasi yang didirikan di Paris pada 17 Mei 1865 dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi dan informatika. Â Di dalam perjalanannya ITU menjadi saksi dari perkembangan komunikasi antar manusia, dari yang awalnya menggunakan telegraf dan telepon, kemudian radio dan televisi, hingga akhirnya sekarang menggunakan internet dan satelit komunikasi.Â
Adapun keanggotaan Indonesia di ITU adalah sejak 1949. Â Bekerjasama dengan Kemenkominfo berbagai langkah ITU telah membantu untuk mengatasi permasalahan pembangunan TIK di Indonesia.Â
Lalu di dalam perjalanan telekomunikasi negeri ini, Indonesia di era Rudiantara terpilih kembali menjadi anggota dewan regulasi radio internasional dan telekomunikasi global, ITU, tepatnya di Council Member Region E bersama 12 negara lain ketika itu.
Kini, di era Johnny Plate Menkominfo sebagai Ketua Delegasi Indonesia ada 2 misi penting dari tanah air, yaitu:
- Pertama, menempatkan kembali Indonesia sebagai anggota Dewan ITU Region E Asia -- Australasia 2023-2026. Â Sejak tiga dekade lalu Indonesia sudah masuk di dalamnya, terakhir periode 2019-2022 bersama China, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Filipina, Arab Saudi, Australia, Iran, Kuwait, Pakistan dan Uni Emirat Arab. Â Dikutip dari: indonesiatech.id
- Kedua yang tidak kalah penting memperjuangkan Doktor Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulation Board (RRB).  Dikutip dari: indonesiatech.id
Kenapa ini sangat penting untuk Indonesia, adalah terkait dengan rencana Indonesia menempatkan High Throughput Satellite di orbit. Â Diketahui saat ini Indonesia tengah mempersiapkan dua satelit, yakni Satria1 150 Gbps dan hot standby backup satelit dengan kapasitas yang sama. Â Bahkan patut bangga karena Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kapasitas satelit terbesar di Asia.