Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bapak dan Aku

2 April 2022   22:27 Diperbarui: 2 April 2022   22:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir kopi yang pergi
Tak lagi hadir menemani sore kami
Bahkan kini, tak ada kami
Hanya aku, sendiri melewati hari

Secangkir kopi yang kini kuhindari
Pahit yang tak kuingin kembali
Bukan membenci
Karena aku mencinta hingga ingin mati

Secangkir kopi dan sore yang berlalu
Tawa dan cerita kini tersapu waktu
Namun duka tinggal abadi
Hingga ku tak' sanggup meneguk secangkir kopi

Secangkir kopi tentangmu dan aku
Tentang sore dan tawa milik kita
Kini terampas maut yang memisahkan bahagia
Aku sendiri tanpa hadirmu

Secangkir kopi dan sendiri milikku
Meledak tangis rindu
Tertumpah airmataku diatas pusara bisu
Kesedihan yang tak beranjak pergi
Hingga ku tak' sanggup meneguk secangkir kopi tanpamu

Jakarta, 2 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun