Tetiba, Pak Karyo tukang bajaj langgananku datang berteriak bahagia. Â "Non...non...Alhamdulillah bajaj saya yang dicuri orang ketemu di Serang. Â Tetapi cuma satu, yang satunya lagi sudah dipreteli onderdilnya. Â Terima kasih yah non untuk doanya, bajaj saya jadi bisa kembali lagi. Meski satu, Alhamdulillah.... non. Â Boleh khan non, saya numpang cuci bajaj di rumah non yah," katanya blepotan sangking bahagia.
"Puji Tuhan mas, sok atuh silahkan kalau mau nyuci," kataku ikutan senang. Â Membayangkan seminggu lalu Pak Karyo dan keluarga terpuruk menangis ketika bajaj sumber pencahariannya dicuri orang. Â Bagiku ini adalah mujizat dan kebaikanNya di malam Natal.
Lalu lanjut aku pun masuk menuju dapur kembali. Â Tetapi selang beberapa lama terusik oleh suara di pekarangan. "Paket...paket...," teriak Gojek ditengah hujan.Â
Hahah.... rupanya segambreng kiriman makanan dari kakak iparku menganggetkanku. Â Maka mendadak meja sepiku kini kelewat ramai. Â Belum lagi hilang kagetku, karena masih disibukkan menata makanan segambreng di meja. Â Kembali terdengar suara di luar sana, dan kali ini adekku yang menyambut.
Wkakak.... ternyata ketupat dan sayurku sudah tiba. Â Luarbiasanya diantarkan sendiri oleh temanku. Â "Lha...katanya mau pakai ojek. Â Kok malah nganterin sendiri, ayo masuk mbak," kataku mengajak temanku masuk. Â Tetapi dikarenakan khawatir hujan makin deras, temannku ini memilih langsung balik. Â "Gw pulang aja say, takut hujan deras nih." katanya sambil naik kembali motornya.
Lalu, apa sih cerita Natal tahun ini bagiku?
"Natal rasa lebaran, "begitu kata anak Mbak Rin yang membuatkanku sayur kacang dan ketupat. Â Heheh...mungkin iya, dan mungkin juga tidak. Â Sebab, dulu ketika kecil di setiap Natal dan Tahun Baru, selalu kedua orang tuaku membuat ketupat beras dan ketupat ketan. Â Dinikmati dengan serundeng, rendang, ayam gulai dan sayur kacang.
Bagiku Natal menjadi spesial ketika sukacita itu bisa aku bagikan kepada orang lain. Â Iya, untuk Natal kali ini, ternyata temanku "nakal" sebab ketupat dan sayur yang diantarkannya kepadaku luarbiasa banyaknya. Â Bukan sebuah kebetulan, sehingga, aku bahkan bisa berbagi sukacita untuk dinikmati Pak Karyo, dan juga Bik Kokom (ART pulang hari) yang bekerja di rumahku.
Betapa baiknya Tuhan selain kiriman paket Natal dari kakakku. Â Aku juga diberikan teman yang bisa menolongku menyiapkan menu Natal. Betapa baiknya juga Tuhan yang memberikanku kesempatan berbagi sukacita kepada orang-orang dekat yang selama ini membantuku.
"Selamat Hari Natal non. Â Wah...ini banyak banget," kata keduanya terlihat bahagia.
Namun, rupanya kebaikan Tuhan ternyata masih berlanjut. Â Tak lama menyusul, kue bolu pisang kiriman temanku kembali.