Sebagai contohnya produk yang menjadi unggulan UMKM di Papua yakni kopi, rumput laut, madu hitam, olahan sagu, serta aneka produk kerajinan seperti noken dan anyaman. Â Bukan tidak mungkin, ini tidak lagi sekedar menjadi cendera mata PON XX, ataupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Papua. Â Tetapi, Papua go digital memungkinkan masyarakat Papua mempromosikan, sekaligus memasarkannya di ruang digital atau online.
Bahkan masyarakat di Jakarta saja misalnya, tentu rindu di WAG ada teman, kerabat atau saudara yang memperkenalkan produk Papua. Â Seperti halnya di WAG kerap ada yang mempromosikan kopi Toraja, olahan pisang Lampung, bakpia pathok Jogya, tenun NTT, madu Kalimantan dll.
Faktanya, kita yang tinggal di Indonesia saja, tidak mengenal produk andalan Papua selain noken. Kita pun tidak mengetahui tempat wisata di Papua selain Raja Ampat. Â Begitu miris, karena kebanyakan dari kita hanya mendengar mengenai pertingkaian di Papua. Â Padahal Papua menyimpan banyak potensi yang membanggakan. Â Ini semua dikarenakan kendala komunikasi, dan tol langit menjadi jawaban untuk Papua go digital!
Teringat sebuah ungkapan, buku adalah jendela dunia, sebab dengan buku kita belajar banyak hal. Â Tetapi seiring zaman, maka harus diakui kehadiran internet memungkinkan kita menjelajahi dunia tanpa ruang dan waktu. Â Begitu nyata seperti fisiknya, dan bukan sekedar tulisan ataupun gambar.
Papua "Mentari Harapan Baru dari Timur" kini bersiap go digital dan bercerita pada dunia mengenai begitu banyak keindahan dan potensi yang dimilikinya. Â Tidak hanya pada dunia, tetapi juga saudara sebangsanya dari Sabang hingga Marauke.
Bravo, "komunikasi" Menkominfo Johnny Plate pada PON XX Papua, yang sekaligus membawa Papua go digital, go internasional.
Jakarta, 7 Oktober 2021
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H