Setuju yang dikatakan Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) bahwa PON Papua menjadi catatan sejarah negeri ini, Indonesia mampu menghelat acara akbar berskala nasional di tengah pandemi. Â Bahkan seperti tema yang diusung "Mentari Harapan Baru dari Timur" Papua unjuk diri Indonesia siap menggelar acara berskala internasional.
Narasi positif yang dibangun selama PON XX Papua telah membuka mata dunia yang selama ini "dibutakan" dengan berita miring mengenai pembangunan di Papua. Â Disinilah peran "komunikasi" Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang tentunya akan sangat membantu stabilitas dan keberlangsungan pembangunan di masa depan di Bumi Cendrawasih ini setelahnya.
Menunjukkan pada dunia pembangunan yang masif dalam segala sektor di Papua, dan tidak seperti yang dibayangkan dunia internasional selama ini mengenai Papua. Â Sehingga artinya, menurut siapa komunikasi tidak penting? Â Namun faktanya juga komunikasi tidaklah semudah membalik telapak tangan di negeri ini.
Sebentar kita menilik ke belakang ketika istilah "Tol langit" pertama kali diperkenalkan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Kampanye Pilpres 2019. Â Istilah yang ternyata mengacu pada jaringan komunikasi berbasis kabel optic dan menghubungkan dari satu pulau ke pulau lainnnya di negeri ini. Â Tentunya, kita tidak membayangkan arti dari istilah ini sebelumnya. Â Kita juga tidak menyadari bahwa kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari lautan, pulau dan gunung hanya mungkin terhubungkan di langit.
Tepatnya istilah ini merujuk pada Palapa Ring yang terbentang 22 ribu kilometer, dan nantinya akan menghubungkan antara Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Â Bahkan ketika itu direncanakan oleh Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo target penyelesaian jaringan optic secara keseluruhan pada 2023. Â Termasuk wilayah Indonesia Timur, Maluku dan Papua. Â Tetapi, nyatanya lewat PON Papua, tantangan "tol langit" dijawab lebih cepat, sehingga lebih cepat juga dunia internasional melihat Papua kini.
Terlepas dari gencarnya pembangunan di tanah Papua. Â Keseriusan pemerintah membangun infrastruktur telekomunikasi di Papua juga akan membawa dampak berarti bagi para pelaku usaha nantinya dan tentu berujung kemajuan masyarakat Papua.
Benang merahnya, kehadiran internet akan menjadi modal bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan inovasi produk, memperluas pemasaran, hingga menumbuhkan ekonomi dan keuangan digital. Â Sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Â Sekaligus mengajak pelaku usaha Papua agar mengikuti perkembangan zaman, termasuk perubahan pola berbelanja online masyarakat Papua.
Sebagai contohnya, siapa yang tidak mengenal keindahan laut Raja Ampat? Â Tentu harapannya dengan jaringan internet yang mumpuni kini, bukan hanya Raja Ampat yang dikenal.
Sebab ada banyak keindahan di Bumi Cendrawasih ini, misalnya Taman Nasional Lorentz, Danau Habema, Danau Paniai atau bahkan Gunung Crstensz dengan salju abadi di ketinggian 4.884 mdpl. Â Ini pun masih segelintir dari begitu banyak potensi keindahan alam, budaya dan bahkan kuliner.
Kehadiran jaringan internet memungkinkan Papua go digital. Â Keseriusan Menkominfo Johnny Plate pun tidak hanya terfokus kepada infrastruktur. Â Tetapi juga dibarengi dengan meningkatkan kecakapan digital bagi masyarakat setempat. Â Sehingga sebagian besar pelaku UMKM tidak lagi sebatas mama-mama, tetapi juga menggali potensi anak muda kreatif berpotensi ikut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dengan mengkombinasikan narasi kearifan budaya dan tradisi dengan teknologi. Â Sehingga harapannya pengembangan pariwisata akan berjalan parallel dengan pengembangan UMKM berkualitas yang mengedepankan keunikan ataupun kekhasan Papua.Â
Sebagai contohnya produk yang menjadi unggulan UMKM di Papua yakni kopi, rumput laut, madu hitam, olahan sagu, serta aneka produk kerajinan seperti noken dan anyaman. Â Bukan tidak mungkin, ini tidak lagi sekedar menjadi cendera mata PON XX, ataupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Papua. Â Tetapi, Papua go digital memungkinkan masyarakat Papua mempromosikan, sekaligus memasarkannya di ruang digital atau online.
Bahkan masyarakat di Jakarta saja misalnya, tentu rindu di WAG ada teman, kerabat atau saudara yang memperkenalkan produk Papua. Â Seperti halnya di WAG kerap ada yang mempromosikan kopi Toraja, olahan pisang Lampung, bakpia pathok Jogya, tenun NTT, madu Kalimantan dll.
Faktanya, kita yang tinggal di Indonesia saja, tidak mengenal produk andalan Papua selain noken. Kita pun tidak mengetahui tempat wisata di Papua selain Raja Ampat. Â Begitu miris, karena kebanyakan dari kita hanya mendengar mengenai pertingkaian di Papua. Â Padahal Papua menyimpan banyak potensi yang membanggakan. Â Ini semua dikarenakan kendala komunikasi, dan tol langit menjadi jawaban untuk Papua go digital!
Teringat sebuah ungkapan, buku adalah jendela dunia, sebab dengan buku kita belajar banyak hal. Â Tetapi seiring zaman, maka harus diakui kehadiran internet memungkinkan kita menjelajahi dunia tanpa ruang dan waktu. Â Begitu nyata seperti fisiknya, dan bukan sekedar tulisan ataupun gambar.
Papua "Mentari Harapan Baru dari Timur" kini bersiap go digital dan bercerita pada dunia mengenai begitu banyak keindahan dan potensi yang dimilikinya. Â Tidak hanya pada dunia, tetapi juga saudara sebangsanya dari Sabang hingga Marauke.
Bravo, "komunikasi" Menkominfo Johnny Plate pada PON XX Papua, yang sekaligus membawa Papua go digital, go internasional.
Jakarta, 7 Oktober 2021
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H