Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Child Free dan Hak Anak

31 Agustus 2021   02:02 Diperbarui: 31 Agustus 2021   02:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga kembali kepada pilihan atau trend childrfree, mungkin ada baiknya tidak menghadirkan anak jika tidak sanggup bertanggungjawab memberikan hak mereka.  Jangan pernah menganggap anak sebagai beban, karena mereka bukan beban.  Mereka adalah cinta yang dihadirkan di tengah pernikahan.

Lihat saja bapak pengemudi taxi yang rela melakukan apa saja demi tanggungjawabnya atas dasar cinta.  Di keterbatasan dalam segalanya, tidak membuatnya berhenti mencintai kedua buah hatinya.  Bandingkan dengan pernikahan yang justru terbeban dan terbelenggu oleh kehadiran anak.  Bagi mereka anak adalah goal.  Sebab sudah menikah dan punya anak, berarti normal?

Kesimpulannya menurutku, bukan boleh tidaknya atau pantas tidaknya child free sebagai keputusan di pernikahan.  Tetapi terpenting tanggungjawab memenuhi hak anak.  Jika memang tidak sanggup, itu jauh lebih baik daripada melukai hati keturunannya nanti.

Aku menghormati keputusan mereka yang memilih child free tetapi bisa menyalurkan cinta kasihnya kepada anak-anak yang kurang beruntung. Sebagai contohnya bapak taxi yang kutemui sore tadi.

Jika saja kita bisa memberkati mereka dari sedikit rejeki yang Tuhan titipkan maka menurutku anak dalam hal ini tidak selalu harus yang lahir dari sebuah pernikahan.   Sebab ada banyak anak yang membutuhkan cinta dan mengejar masa depannya.  Alangkah indahnya jika mereka yang memutuskan pilihan child free bisa menjadi saluran berkat untuk anak-anak ini.

Tidak terasa aku pun sampai di loby mall.  "Bapak tidak salah, dan anak bapak tidak membenci.  Saya titip untuk anak-anak," Kataku membayarkan ongkos taxi, dan sekilas matanya berkaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun