Aku meyakini, di dalam perusahaan kita ini team work. Itu sebabnya orang-orang yang bekerja haruslah memiliki karakter yang baik. Selain tentunya dari nada suaranya kita bisa menangkap semangatnya dan sekilas tentang kepribadiannya. Jika dirasa cocok olehku, barulah mereka ini aku rekomendasikan kepada para ekspatriate atau user atasanku untuk selanjut bertemu.
Di pertemuan ini kemampuan bekerja harus dipastikan mumpuni oleh user. Tetapi, aku juga memperhatikan kemampuan komunikasi, sikap dan bahasa tubuh mereka. Ini sangat penting karena pembicaraan di telepon belum tentu sama dengan aslinya saat tatap muka. Sekali lagi, aku memilih orang-orang yang tentunya jujur, cakap dalam bidangnya, komunikatif dan pastinya bisa bekerjasama.
JIka semua tahapan sudah terlewati, maka bersama user, kami memilih beberapa kandidat berdasarkan prioritas. Merekalah yang nantiya akan diproses lebih lanjut oleh HRD, masuk ke detail gaji dan fasilitas yang ditawarkan.
Inilah aku ketika menyeleksi pencari kerja. Bagiku gelar berderet dalam dan luar negeri bukan prioritas. Tetapi, pengalaman dan karakter sangatlah penting, karena orang yang memiliki karakter baik dan semangat bekerja akan memudahkan untuk maju. Ketimbang orang yang merasa dirinya pintar tetapi ujungnya jadi beban.
Bahkan di posisi tertentu, terbuka untuk lulusan baru tanpa pengalaman sekalipun. Asalkan ketika aku hubungi dan ketika bertemu, aku menangkap hal baik darinya.
Meminjam kata orang, "Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat." Ini artinya, kerja keras lebih penting, ketimbang gelar berbaris rapi sekalipun.
Jakarta, 27 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H