Perayaan Imlek tahun ini sangat berbeda, karena dirayakan di tengah pandemi. Â Aku sendiri tidak merayakan Imlek, hanya ikutan merasakan kemeriahannya saja. Â Maklum, dulu anak-anak bersekolah di sekolah yang mayoritas etnis China. Â Bahkan aku saja ikutan dipanggil cece oleh mereka. Â Heheh...senang sudah pasti, karena merasa mempunyai keluarga baru.
Bergaul dengan sahabat-sahabat beretnis China membuat aku mempelajari banyak hal. Â Selain budaya, masakannya, dan aku juga terbiasa mendengar suara hati mereka. Â
Suara rindu diterima sebagai orang Indonesia, begitu kata mereka. Â Hikkss...jadi kangen dengan mereka euyy...maklum sejak kedua anakku melanjutkan di negeri, ditambah lagi pandemi, maka kami jadi sulit bertemu. Â Hanya bisa ngobrol lewat group WA saja deh jadinya. Â Hikksss...hikkss..
Oiya, menyambung Perayaan Imlek, ternyata Xīnnián kuà ilè  yang berarti Selamat Tahun Baru Imlek!  Nah loh!  Iya, jadi, seharusnya saat Imlek mengucapkan Xīnnián kuà ilè, begitu menurut sahabat-sahabatku keturunan Chinese.  Lha...terus Gong Xi Fa Cai itu apa dong?  Perasaan setiap kali Imlek ucapan ini begitu familiar terucap.
Itu dia persoalannya, sekali lagi menurut mereka, Gong Xi Fa Cai itu artinya Selamat Berbahagia dan Kaya Raya. Â Wuih...ini lebih mantul alias mantap betul! Â Ehhhmmm... menurutku sih, keduanya memiliki makna baik, mendoakan kebaikan satu dengan yang lainnya. Â Langkah yang baik dong untuk mengawali tahun baru dengan doa kebaikan. Â Betul nggak?
Nah, bergaul dengan mereka, ada beberapa hal yang aku pahami mengenai serba-serbi Imlek:
- Angpao
Diberikan oleh yang lebih tua kepada yang muda, atau yang sudah menikah kepada yang belum.  Angpao memiliki makna agar bijaksana dan senang menabung.  Nominal yang disarankan haruslah mengandung angka 8 karena memiliki  arti kaya dan keberuntungan. - Warna-warna Imlek
Warna merah yang bermakna keceriaan, kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati. Â Selain merah, Imlek juga mengenal warna kuning atau warna keemasan. Â Warna ini dipercaya memiliki makna keagungan atau kewibawaan, kemakmuran yang diharapkan dapat membawa aura positif bagi banyak orang, khususnya dalam perayaan.
Tradisi  menyambut Imlek, contohnya:
- Bersih Rumah
Tradisi bersih-bersih rumah dipercaya merupakan upaya untuk membuang kesialan dan keburukan yang ada dari tahun sebelumnya, dan diyakini dapat mendatangkan keberuntungan. - Baju Baru
Tradisi baju baru mengandung makna meninggalkan hal buruk dan menggantinya dengan hal-hal baru yang membawa kebaikan. Â Mengenakan warna merah dan emas khususnya, adalah pilihan yang disarankan. Â Sedangkan warna hitam dan putih wajib dihindari, karena erat kaitannya dengan kematian dan kedukaan. - Baju Tidur dan Pakaian Dalam Baru
Tradisinya pakaian tidur baru dan pakaian dalam baru, satu malam sebelum Imlek, wajib dilakukan sebagai salah satu persiapan menyambut hari yang baru. Â Dipercaya akan membawa keberuntungan selama satu tahun ke depan. Â Nah untuk yang tidak mau menggunakan pakaian berwarna merah saat perayaan, boleh menggantinya dengan menggunakan pakaian dalam berwarna merah. - Makan Bersama
Tradisi makan besar bersama keluarga menjelang malam tahun baru, atau dikenal sebagai chuxi, artinya menghapus yang lama dan buruk. Â Di kesempatan ini seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah orang tua untuk makan bersama. Â Inilah ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru Imlek bersama sama dan mensyukuri kehidupan.
Hidangan khas Imlek yang "wajib" ada di setiap tahun baru, misalnya:
- Kue Keranjang
Disebut juga nian gao (kue tahun baru), dibuat pada saat menjelang hari raya. Â Berbentuk bulat melambangkan harapan kerukunan dan persatuan dalam keluarga. Â Teksturnya lengket mirip dodol, sehingga disebut juga dodol China, menandakan keakraban antar-anggota keluarga. - Ikan Bandeng
Di perayaan Imlek selalu dihidangkan karena melambangkan kelimpahan rezeki dan kemakmuran. Â Biasanya dimasak pindang dan dihidangkan secara utuh dari kepala hingga ekor dengan berat minimal tiga kilogram agar dapat disantap oleh seluruh anggota keuarga. - Ayam atau Bebek
Seperti juga ikan, ayam atau bebek pun disajikan secara utuh. Â Tradisi yang percaya menggambarkan keutuhan keluarga dan bahagia, juga simbol udara yang memiliki arti kesetiaan dan ketaatan. - Jeruk
Jeruk dianggap sebagai lambang dari kemakmuran dan kesejahteraan yang selalu bertumbuh. Â Biasanya jeruk disajikan lengkap dengan daun dan tangkainya. - Siu Mie
Dikenal juga dengan mi panjang umur. Â Mie memiliki peranan penting dalam tradisi Chinese, termasuk juga saat Imlek. Â Mie dipercaya sebagai simbol dari umur panjang, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah. - Manisan
Disuguhkan di kotak segi delapan yang dikenal sebagai tray of togetherness atau prosperity box. Â Manisan segi delapan mengandung makna pada masing-masing kotak. Â Seperti kacang tanah yang melambangkan panjang umur dan semangka merah yang melambangkan kebahagiaan dan kejujuran. - Kue Mangkuk
Kue mangkuk adalah kue selain kue keranjang yang sering hadir pada saat perayaan. Â Kue mangkuk yang berwarna merah dan berbentuk mekar lambang rezeki yang akan terus berkembang sepanjang tahun - Yu sheng
Makanan berupa salad berisi aneka sayuran seperti wortel, lobak, dengan potongan ikan tuna atau salmon mentah segar yang sebelumnya direndam dalam campuran minyak wijen, minyak goreng, dan merica. Â Dipercaya sebagai lambang keberuntungan di tahun baru. Sebelum menyantapnya seluruh anggota keluarga akan mengaduknya bersama-sama dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Â Tradisi memakan yu sheng ini disebut dengan lo hei.
Wuiihhh....keren khan keunikan Imlek.  Sayangnya tahun ini aku tidak bisa ikutan merayakan bersama mereka.  Mudah-mudahan saja sahabat-sahabatku beretnis China bisa tetap merayakan walaupun dengan sederhana dan keprihatinan.  Xīnnián kuà ilè, Gong Xi Fa Cai sahabat!
Jakarta, 12 Feberuari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H