Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel, Bubu Bunglon Kini Nggak Galau

7 Januari 2021   01:57 Diperbarui: 7 Januari 2021   02:00 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun kepercayaan diri anak lewat cerita fabel di awal tahun 2021.  Harapannya tokoh-tokoh yang diperankan dalam cerita fabel ini membantu anak memahami, bahwa segala sesuatu itu baik.  Jadi, tidak perlu kesal, menggerutu ataupun minder dengan diri kita.

**************

Pagi yang cerah, seperti biasa Bubu bunglon mencari udara segar.  Dilihatnya kupu-kupu cantik terbang bahagia sekali.

"Duhh...kamu tuh sudah cantik, asyik bisa terbang pula!  Hiks...coba deh lihat aku, berkulit kasar, dan hanya bisa jalan-jalan nggak jelas begini," teriak Bubu, bunglon kecil dari atas pohon.

"Husshh...Bubu, kamu tidak tahu dulu aku itu juga seperti kamu!  Aku dulu tuh berbulu, dan hanya bisa makan hingga gendut.  Hingga satu waktu aku berubah menjadi kepompong, dan tahu-tahu menjadi kupu-kupu cantik.  Menurutku sih kamu sabar saja, kamu juga hebat kok!" sahut kupu-kupu cantik sambil tersenyum

"Prreet...lah!   Hebat apaaaannn????  Diriku ini nggak jelas, tau!  Satu waktu coklat, dan lain waktu lagi hijau, tapi bisa juga warna lainnya.  Duuhhh....capek deh, galau nggak jelas!" sungut Bubu

Si cantik kupu hanya tersenyum sambil menghisap nektar dari bunga matahari yang kuning menyala itu.  Lalu kembali terbang bak penari cantik mengelilingi bunga lainnya.  Sementara Bubu hanya memandangi dari jauh, masih dengan muka masamnya.

"Woi...Bubu mukamu itu loh, nggak ada cadangan muka lainkah?" tiba-tiba suara kadal terdengar dari bawah pohon.

"Saudaraku....kadal, kita ini sebenarnya mirip-miriplah!  Tetapi, lihat dirimu berkulit lebih lumayan dari aku.   Nggak hanya itu, kamu juga nggak galauan seperti aku begini.  Puyeng, dan sedih aku memikirikan nasibku ini kakak kadal," suara Bubu yang terdengar putus asa sambil merayap turun dari dahan.

"Heiii...hijaumu cantik loh Bu!" teriak kupu-kupu saat Bubu menghampiri sepupunya kadal yang menunggunya di hamparan rumput.

"Iya, hari yang cerah.  Semua bunga dan rumput terlihat gonjreng banget warnanya.  Termasuk kamu Bu, hijaumu segar banget!  Ayo kita jalan-jalan biar cemberutmu itu hilang" ujar kadal, dan keduanya kemudian berjalan bersama.  Sesekali Bubu melirik sepupunya yang terlihat santai saja. 

"Duuh...enaknya jadi dia, nggak labil kayak aku.  Mau ditempat apapun yah nggak berubah warna.  Lha, aku gonta-ganti nggak jelas," batin Bubu dalam hatinya.

Nggak terasa mereka sudah berjalan jauh nyaris memasuki hutan.  Hari juga sudah beranjak sore, makanya keduanya memutuskan untuk kembali sebelum malam.  Tetapiii....tunggu!  Tiba-tiba ada seekor kucing menghadang keduanya, dan mencoba menerkam.

"Kabuuuurrrr.....!"  Teriak Bubu serentak sepupunya kadal sigap mencari tempat bersembunyi

"Syukurlah...kakakku bisa kabur.  Tapi, eee...e...kok si kucing katarak atau bagaimana.  Masak sih, nggak lihat aku diantara daun kering ini.  Duhh...ngeri-ngeri sedap, ketahuan nggak yah?"  dag dig Bubu berusaha mematung diantara tumpukan dedaunan.

"Meongg...meong....", clingak, clinguk si Meong mencari keduanya dan akhirnya memutuskan pergi.

"Hahah...aku menipumu!  Gede di badan doang ternyata si Meong, tapi nggak bisa bedain mana dedaunan dan mana aku," ngakak guling-guling Bubu bahagia karena lolos dari cengkraman si Meong.

"Cie..cie..bahagianya yang bisa ganti warna," suara sepupunya yang tahu-tahu sudah berada di dekat Bubu.

"Iya...iya...aku salah selama ini.  Ternyata enak juga bisa jadi bunglon, bisa kadalin Meong!" teriak Bubu bahagia.

"Nyesel aku selama ini galau dan cemburu nggak jelas.  Mulai sekarang, terserah mau jadi warna apa juga boleh, siapa takut!  Hahahh....."

"Hahah...kocak kamu Bu!  Bisa kadalin, maksudmu bisa nyamar yah?  Lha...terus kamu itu kadal atau bunglon Bu?" canda kadal sepupunya.

"Aku bunglonlah....dan namaku Bubu!"

"Hooppss...aku hijau!  Hooppss...aku coklat, dan hooppsss...kuning!" loncat bahagia Bubu bunglon menemukan kepercayaan dirinya.

Jakarta, 7 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun