Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Vaksin dan TPK, Bersinergi bersama Protokol Kesehatan Melawan Covid-19

10 Desember 2020   03:26 Diperbarui: 10 Desember 2020   03:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kondisi ini maka masih ada beberapa bulan ke depan sebelum vaksin digunakan, dan itupun bertahap, tidak bisa langsung seluruh rakyat Indonesia.  Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memerangi Covid?

Pastinya protokol kesehatan harga mati yang tidak bisa ditawar!  Tidak ada tawar menawar, kita semua diminta untuk tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, memakai masker, dan hal-hal lain yang membentengi kita dari virus Covid.

Kemudian, selain vaksin, ada cara lain untuk memerangi Covid utamanya untuk yang sudah terinfeksi agar memperkecil resiko kematian.

Terapi Plasma Konvalesen (TPK) yang digagas DR. dr. Theresia Monica Raharjo, SpAn, KIC, Msi, atau yang akrab dipanggil Dok Mo merupakan jawaban untuk memerangi kematian akibat Covid.  TPK dilakukan dengan mengambil plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan memiliki antibodi.

Plasma darah ini lalu dimasukkan ke dalam tubuh pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan, dengan harapan antibodi dapat menangkal virus menginfeksi anggota tubuh lainnya.  Terapi plasma sendiri bukan hal baru karena sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu sebelum vaksin ditemukan.

Apa itu plasma?  Plasma adalah bagian cair dan bening dari darah setelah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dan komponen seluler lainnya disingkirkan.  Plasma berfungsi sebagai pembawa berbagai zat penting, seperti protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel berbeda di dalam tubuh.

Saat ini, seiring naiknya kasus Covid, maka TPK sudah menjadi gerakan nasional.  Sehingga para penyitas Covid diharapkan mau mengambil bagian menjadi donor plasma untuk saling menolong menyelamatkan nyawa.  Seperti ungkapan Dok Mo, "Satu nyawa itu berharga."

Apakah TPK efektif?  Tentunya, selain harus memperhatikan penyakit bawaan (komorbid), waktu juga menjadi kunci.  Semakin cepat penderita diberikan TPK maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi.  Harus diingat, bahwa banyak terjadi virus Covid sudah terlanjur menyerang sakit yang diderita pasien, misalnya merusak ginjal atau jantung yang memang diderita pasien.  Sehingga kondisi inilah yang memperburuk penderita untuk sembuh.  Kembali lagi, waktu sangat menentukan disini.

Saat ini TPK yang digagas anak negeri ini telah menjadi gerakan nasional.  Bersama Kementerian Kesehatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) mengajak lebih banyak lagi para penyitas Covid untuk menjadi donor plasma.

Kembali kepada kehadiran vaksin, apakah menjadi solusi melawan Covid?  Jawabannya, untuk saat ini kita berpacu dengan waktu.  Sementara kita tidak bisa menunggu sampai vaksin tersedia dan menjangkau semua.  Artinya, yang dapat kita lakukan saat ini adalah tetap mematuhi protokol kesehatan, dan memperhatikan kualitas hidup.  Jaga kesehatan, dan perhatikan asupan gizi agar imunitas tinggi.

Kesimpulannya untuk memerangi pandemi ini, harapannya vaksin, TPK dan protokol kesehatan dapat saling bersinergi.  Ini bukan tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua untuk Indonesia bebas dari Covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun