Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Vaksin dan TPK, Bersinergi bersama Protokol Kesehatan Melawan Covid-19

10 Desember 2020   03:26 Diperbarui: 10 Desember 2020   03:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://newsmaker.tribunnews.com/

Kasus lonjakan Covid di Indonesia masih menjadi pekerjaan berat negeri ini.  Menurut data pada website Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) per Rabu, 9 Desebember 2020, terdapat total kasus 592,900, dengan konidisi terinfeksi 87,284 orang, sembuh 487,445 orang, dan meninggal 18,171 orang.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena berdampak pada segala aspek.  Paling terasa adalah sektor ekonomi, yang ujungnya menyeret rakyat pada kehidupan makin terpuruk.  Sangat bisa dipahami vaksin menjadi harapan. 

Itulah sebabnya kedatangan 1,2 juta Vaksin Sinovac buatan Republik Rakyat China (RRC) disambut luarbiasa.  Total keseluruhan rencananya 39 juta dosis yang pengirimannya dilakukan bertahap.  Termasuk nantinya, kedatangan bahan baku vaksin, untuk diproses oleh PT Bio Farma menjadi vaksin jadi.

Sebenarnya, apa sih vaksin?  Vaksin adalah zat yang terbuat dari mikroba penyebab penyakit untuk membantu tubuh membangun kekebalan terhadap serangan penyakit tersebut.  Mikroba dalam kandungan vaksin adalah versi yang sudah mati atau dilemahkan.

Nah, versi jinak dari agen penyebab penyakit inilah yang akan membantu tubuh kita mengenali versi jahatnya dan melatih sistem imun untuk melawannya. Di dalam tubuh mikroba kandungan vaksin akan berperan sebagai antigen.  Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan.  Paham yah, itu sebabnya untuk menjadi kebal terhadap Covid, kehadiran vaksin sangat dinanti.  Intinya, vaksin bisa mencegah terinfeksi dari virus penyakit, karena sistem imun tubuh kita sudah dibangun.

Pertanyaannya, apakah Vaksin Sinovac menjadi solusi pandemi ini?

Biotech Ltd pembuat vaksin China Sinovac mengklaim sudah menciptakan antibodi sebanyak 97%.  Tetapi, menurut mereka kemanjurannya belum bisa ditentukan.  Dikatakan oleh PT Bio Farma sebagai mitranya di Indonesia, bahwa untuk angka tingkat kemanjuran akan selesai dihitung pada bulan Januari 2021.

Informasi dari Sinovac bahwa angka 97% mengacu pada tingkat serokonversi, yang terpisah dari kemanjuran vaksin, karena tingkat serokonversi yang tinggi tidak selalu berarti bahwa vaksin secara efektif melindungi orang dari Covid-19.

Dilansir dari detik.com bahwa Vaksin Sinovac mengandalkan versi tidak aktif dari novel coronavirus untuk mengajari sistem kekebalan manusia mengenali dan menghancurkan yang virus yang asli.  Ini adalah metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain seperti hepatitis, flu, dan polio.  China sendiri menyakini bahwa vaksin yang diciptakannya aman.  Vaksin ini juga sudah diberikan kepada ratusan ribu orang secara lokal di bawah program penggunaan darurat China.  Selain itu juga Biotech Ltd masih menganalisis data dari uji coba Fase III yang lebih besar di Brasil.

Sedangkan untuk Indonesia, saat ini Vaksin Sinovac melalui Badan POM akan melakukan evaluasi terhadap data uji klinik yang sedang dilaksanakan untuk membuktikan keamanan dan khasiat vaksin COVID-19 tersebut, dan kemudian juga nantinya Majelis Ulama Indonesia (MUI) diharapkan mengawal aspek kehalalannya.

Melihat kondisi ini maka masih ada beberapa bulan ke depan sebelum vaksin digunakan, dan itupun bertahap, tidak bisa langsung seluruh rakyat Indonesia.  Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memerangi Covid?

Pastinya protokol kesehatan harga mati yang tidak bisa ditawar!  Tidak ada tawar menawar, kita semua diminta untuk tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, memakai masker, dan hal-hal lain yang membentengi kita dari virus Covid.

Kemudian, selain vaksin, ada cara lain untuk memerangi Covid utamanya untuk yang sudah terinfeksi agar memperkecil resiko kematian.

Terapi Plasma Konvalesen (TPK) yang digagas DR. dr. Theresia Monica Raharjo, SpAn, KIC, Msi, atau yang akrab dipanggil Dok Mo merupakan jawaban untuk memerangi kematian akibat Covid.  TPK dilakukan dengan mengambil plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan memiliki antibodi.

Plasma darah ini lalu dimasukkan ke dalam tubuh pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan, dengan harapan antibodi dapat menangkal virus menginfeksi anggota tubuh lainnya.  Terapi plasma sendiri bukan hal baru karena sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu sebelum vaksin ditemukan.

Apa itu plasma?  Plasma adalah bagian cair dan bening dari darah setelah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dan komponen seluler lainnya disingkirkan.  Plasma berfungsi sebagai pembawa berbagai zat penting, seperti protein, hormon, dan nutrisi ke sel-sel berbeda di dalam tubuh.

Saat ini, seiring naiknya kasus Covid, maka TPK sudah menjadi gerakan nasional.  Sehingga para penyitas Covid diharapkan mau mengambil bagian menjadi donor plasma untuk saling menolong menyelamatkan nyawa.  Seperti ungkapan Dok Mo, "Satu nyawa itu berharga."

Apakah TPK efektif?  Tentunya, selain harus memperhatikan penyakit bawaan (komorbid), waktu juga menjadi kunci.  Semakin cepat penderita diberikan TPK maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi.  Harus diingat, bahwa banyak terjadi virus Covid sudah terlanjur menyerang sakit yang diderita pasien, misalnya merusak ginjal atau jantung yang memang diderita pasien.  Sehingga kondisi inilah yang memperburuk penderita untuk sembuh.  Kembali lagi, waktu sangat menentukan disini.

Saat ini TPK yang digagas anak negeri ini telah menjadi gerakan nasional.  Bersama Kementerian Kesehatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) mengajak lebih banyak lagi para penyitas Covid untuk menjadi donor plasma.

Kembali kepada kehadiran vaksin, apakah menjadi solusi melawan Covid?  Jawabannya, untuk saat ini kita berpacu dengan waktu.  Sementara kita tidak bisa menunggu sampai vaksin tersedia dan menjangkau semua.  Artinya, yang dapat kita lakukan saat ini adalah tetap mematuhi protokol kesehatan, dan memperhatikan kualitas hidup.  Jaga kesehatan, dan perhatikan asupan gizi agar imunitas tinggi.

Kesimpulannya untuk memerangi pandemi ini, harapannya vaksin, TPK dan protokol kesehatan dapat saling bersinergi.  Ini bukan tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua untuk Indonesia bebas dari Covid.

Jakarta, 10 Desember 2020

Sumber:

covid19.go.id

detik.com

Buku Penatalaksanaan Terapi Plasma Konvalesen bagi Pasien Covid-19, Th. Monica R

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun