Bagaimana, kebayang nendangnya khan? Â Heheh...silahkan dicobain.
Kembali ke awal cerita , ketika satu waktu pasar di dekat rumah ditutup beberapa hari. Â Hiks...ayam sudah ludes, dan tinggal telur yang ada. Hoppsss...nggak masalah karena telur juga sakti bisa diolah jadi berbagai jenis hidangan. Â Selain menjadi makanan pendamping nasi, telur juga bisa diolah menjadi makanan ringan.
Telur bahkan lebih bersahabat, karena mudah diperoleh, di warung juga ada. Â Harga telur pun bisa dibilang murah meriah, Rp 25 ribu per kilo.
Nutrisi pada telur juga lengkap mirip seperti ayam, yaitu: protein, kalori, karbohidrat, lemak, kolesterol, vitamin A, vitamin B (B2, B5, dan B12), dan mineral fosfor, selenium, choline dan antioksidan.
Ini seriusan terjadi, ketika itu hanya telur yang saya punya di rumah. Â Apa boleh buat, terpaksa berimprovisasi supaya seisi rumah bisa makan nikmat. Â Solusi paling nendang bikin ceplok telur, dan kemudian untuk makan malam diubah menjadi nasi goreng yang dicampur telur. Hahah...senang banget karena ludes, tandas tak berbekas!
Lanjut di hari kedua, masih telur yang menemani. Â Kali ini, telur diubah menjadi telur balado untuk siang dan malam. Â Bravo, nggak ada komentar dan seisi rumah lahap menikmati. Â Entah karena balado bikin nendang, atau karena sadar ini pandemi, jadi belajar bersyukur masih bisa makan.
Satu hal yang menarik, betapa baiknya Tuhan menciptakan ayam yang menghasilkan telur. Â Buat saya pribadi, dan beberapa teman, sangat mengakui jasa ayam dan telur. Â Selain rasanya nikmat, juga hemat dan sehat. Â Mantaplah!
Jakarta, 9 November 2020
Sumber