Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tak ada Ayam, Telur pun Jadi

9 Desember 2020   03:59 Diperbarui: 9 Desember 2020   04:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dokumen pribadi

Bicara pandemi menguras kesabaran luar biasa.  Apalagi untuk ibu yang berperan penting memenuhi gizi keluarga, tetapi juga harus bisa hemat. Heheh...pilihan paling simple jatuh kepada pasangan ayam dan telur.  Tidak ada ayam, maka telur pun jadilah.  Keduanya sama bergizinya, dan harganya pun cukup ekonomis.  Tinggal pengolahannya saja dibuat bervariasi agar tidak membosankan.

Ini pengalaman pribadi di awal pandemi.  Ketakutan yang super parah membuat saya ngeri untuk ke pasar.  Alhasil saya bersama pasangan memutuskan untuk belanja per 3 hari, alasannya sayur-sayuran yang kami beli cukuplah untuk awet segarnya selama 3 hari.

Tetapi ada satu waktu ketika Jakarta dikabarkan mayoritas zona merah, dan pasar di dekat rumah juga ditutup.  Waduhh...bingung, karena di kulkas hanya ada ayam dan telur.  Iya, ayam dan telur wajib ada antisipasi kondisi darurat.

Kenapa pilihannya kepada ayam, karena harganya cukup terjangkau, Rp 35 ribu per ekor untuk ayam broiler.  Ayam juga mengandung nutrisi yang mantul, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, kolesterol, vitamin A, vitamin B (B1, B3, B5, B6, dan B12), vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan mineral (zinc, selenium, kalium, natrium, fosfor, tembaga, dan zat besi).  Keunikan dari ayam, kandungan nutrisi berbeda tergantung dari bagian yang dikonsumsi, dan cara pengolahannya.

Pilihan jatuh cinta kepada ayam juga karena mudah diolah menjadi berbagai rupa jenis masakan, misalnya ayam goreng, opor ayam, ayam balado, atau bisa juga rendang ayam.  Tetapi, ada resep favorit keluarga saya yang dijamin seisi rumah makan minimal 2 piring.  Heheheh...namanya, woku ayam!

Woku Ayam

Bahan

  • Ayam dipotong 14 bagian (cuci dan lumuri dengan garam serta jeruk nipis)

Bumbu Dihaluskan

  • Cabe kriting 10 buah
  • Cabe rawit 5 buah
  • Lengkuas, Jahe, dan Kunyit sebesar jempol
  • Kemiri 5 buah
  • Sereh 1 batang

Bumbu Lainnya

  • Cabe keritng 5 diiris
  • Cabe rawit   5 diiris
  • Daun salam 2 lembar
  • Daun jeruk 5 lembar diiris
  • Sereh 1 batang
  • Tomat 1 buah dipotong dadu 6 bagian
  • Kemangi
  • Jeruk Nipis 1 buah
  • Garam secukupnya
  • Minyak goreng untuk menumis

Cara

  1. Tumis bumbu dihaluskan bersama daun salam dan sereh hingga harum
  2. Masukan potongan ayam, dan aduk
  3. Tambahkan air hingga ayam terendam.  Diamkan hingga menyusut separohnya
  4. Tambahkan garam dan air jeruk nipis, aduk
  5. Tambahkan irisan cabe, tunggu sebentar.
  6. Cicipi apakah asin, pedas dan asam sudah terasa
  7. Masukan potongan tomat, irisan daun jeruk, dan kemangi
  8. Aduk sebentar, matikan kompor.  Siap untuk disajikan.

Bagaimana, kebayang nendangnya khan?  Heheh...silahkan dicobain.

Kembali ke awal cerita , ketika satu waktu pasar di dekat rumah ditutup beberapa hari.  Hiks...ayam sudah ludes, dan tinggal telur yang ada. Hoppsss...nggak masalah karena telur juga sakti bisa diolah jadi berbagai jenis hidangan.  Selain menjadi makanan pendamping nasi, telur juga bisa diolah menjadi makanan ringan.

Telur bahkan lebih bersahabat, karena mudah diperoleh, di warung juga ada.  Harga telur pun bisa dibilang murah meriah, Rp 25 ribu per kilo.

Nutrisi pada telur juga lengkap mirip seperti ayam, yaitu: protein, kalori, karbohidrat, lemak, kolesterol, vitamin A, vitamin B (B2, B5, dan B12), dan mineral fosfor, selenium, choline dan antioksidan.

Ini seriusan terjadi, ketika itu hanya telur yang saya punya di rumah.  Apa boleh buat, terpaksa berimprovisasi supaya seisi rumah bisa makan nikmat.  Solusi paling nendang bikin ceplok telur, dan kemudian untuk makan malam diubah menjadi nasi goreng yang dicampur telur. Hahah...senang banget karena ludes, tandas tak berbekas!

Lanjut di hari kedua, masih telur yang menemani.  Kali ini, telur diubah menjadi telur balado untuk siang dan malam.  Bravo, nggak ada komentar dan seisi rumah lahap menikmati.  Entah karena balado bikin nendang, atau karena sadar ini pandemi, jadi belajar bersyukur masih bisa makan.

Satu hal yang menarik, betapa baiknya Tuhan menciptakan ayam yang menghasilkan telur.  Buat saya pribadi, dan beberapa teman, sangat mengakui jasa ayam dan telur.   Selain rasanya nikmat, juga hemat dan sehat.  Mantaplah!

Jakarta, 9 November 2020

Sumber

sehatq.com

www.sehatq.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun