Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mr Black

19 November 2020   19:16 Diperbarui: 19 November 2020   19:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gia memang super kesal dengan ulah papanya yang selalu bersungut disaat kondisi buruk ini.  Kalau bukan karena mama yang meminta bersabar, maka rasanya ingin membalas segala ocehan papa.

"Papamu kecewa dengan kondisi ini.  Mengerti, tidak seharusnya orang tua bersungut.  Tetapi, orang tua, tetaplah orang tua dengan segala keterbatasan.  Mencobalah untuk memaafkan, dengan tidak memperburuk kondisi kita," begitu lembut mama meminta selalu.

Kembali malam setia menemani Gia menyelesaikan tugas sekolahnya.  Gia memang menyukai malam untuk belajar, lebih tenang katanya.  Tetapi, lagi-lagi tamu itu mencoba mencuri perhatian Gia, memandangnya lekat dari garasi.

"Lihat aku, aku melihatmu disini.  Tumpahkan saja isi hatimu, aku punya jawab untukmu," suara tak terdengar itu seolah berbisik di benak Gia.

"Abaikan dia, dan jangan tengok ke arah itu," hati kecil Gia terdengar mengingatkan keras.  Jujurnya Gia memang sedang kesal terhadap sikap bossy papanya.  Penasaran saja, apa sih maunya si Mr. Black.

Hehehe...Mr. Black, begitu Gia menamai sosok hitam itu.

Bukan sekali, tetapi bayang itu terus mencoba mengusik.  Mencari celah di saat kecewa dan amarah manusia.  Tetapi tidak untuk mama yang selalu menengahi setiap kali kondisi tegang terjadi antara Gia dan papa.

"Jangan pernah mendengar Mr. Black.  Setiap kali bayang dan suara itu datang, langsung sebut nama Tuhan," kata mama mengingatkan.

Bayang itu sesekali masih muncul.  Mama sendiri pernah melihatnya "siluet" hitam melintas menghindar saat mama keluar kamar.

Mama benar, bayang itu adalah amarah.  Sikap tenang dan hati bersih mama membuat Mr Black takut dan menjauh.  Ehhhmmm...aku harus bisa menghilangkan kekesalan dan amarahku ke papa.  Berdoa, sesegeranya kondisi membaik sehingga tidak ada lagi api di keluarga kami.

Jakarta, 19 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun