Aku menyukai secangkir kopi
Hitam pekat tetapi manis bagiku
Setidaknya lidahku jujur menikmati
Tak menipu halu imajinasi
Mungkin orang tak setuju
Tetapi haruskah aku menjadi mereka
Setuju untuk menipu dunia
Bahkan diriku sendiri
Hitamnya kopi tak kelam selalu
Bukan yang terlihat dari luar, kataku
Seperti putih tak suci selalu
Mungkin ada cerita tersembunyi siapa tahu
Terlalu lama kupendam sendiri
Menyakiti diri untuk mereka
Kini, aku jujur
Walau dunia tersentak karenanya
Amarah terkuak, meledak liar
Tak mengapa, terlalu lelahku menutupnya
Aku meneguk secangkir kopi
Hitamnya jelas bukan dusta
Tampil jujur apa adanya
Tak memaksa diri menjadi putih
Menikmati kejujuran dalam secangkir kopi
Pahit, dan manis itu tak mengapa
Bicara saja jujur
Jangan lagi dustai diri terluka
Aku memilih jujur
Seperti secangkir kopi hitam, namun manis terasa
Jakarta, 10 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H