Hari itu memang terbilang unik, dan memang unik beneran karena beberapa hari kemudian pertemuan dengan dua cowok gila kembali terjadi. Bedanya kali ini nggak pakai drama, keduanya secara otomatis berdiri memberikan bangku kepada Risa dan Nia, yang sebenarnya memang tidak mendapat bangku di metro kali ini.
"Nggak usah nolak, nih duduk saja kalian berdua," suara cowok yang ngakunya dulu bernama Fian.
Kena tulah, mungkin itulah yang terjadi. Â Tetapi memang benar sih, cara Tuhan kadang diluar dugaan. Â Nggak terasa pertemuan di metromini itu berlanjut menjadi sebuah pertemanan.
Ternyata si Fian dan Roy ini mahasiswa Institute Kesenian Jakarta. Â Heheh....nggak heran pantas saja gaya mereka ngocol, dan super cuek. Berbeda dengan Risa dan Nia, yang keduanya mahasiswi Fakultas Perhotelan. Â Terbiasa apik, dan mana masuk di akal mereka gaya seniman Fian dan Roy.
Ehhmm... ternyata benar juga kata orang, cinta itu bisa datang kapan dan dimana saja. Â Inilah yang kemudian terjadi setelah pertemanan mereka berjalan 3 bulan lamanya. Bermula dari metromini dan kemudian lanjut dengan sering jalan menyaksikan pertunjukkan teater atau sekedar ngopi cantik. Â Berlahan, gelagat kasmaran mulai kebaca.
Setidaknya itulah yang terlihat dari bahasa tubuh Nia dan Roy. Â Nyebelin banget untuk Risa karena Nia lebih suka jalan berduaan dengan Roy setiap kali mereka berempat pergi jalan. Â Duhh....dasar centil nih si Nia, pikir Risa karena gerah dibiarkan berduan dengan Fian.
Intinya yah begitu deh. Â Kejadian juga akhirnya Nia dan Roy resmi pacaran! Â Beda dengan Risa yang memilih dingin dan mengganggap Fian teman biasa. Â Fian juga terlihatnya biasa aja tuh ke Risa. Â Beda banget dengan Roy yang terang-terangan nunjukkin rasa suka itu.
"Mbak...Mbak Risa..., ini ada kiriman," teriak si bibiek sembari menyodorkan paket kepada Risa. Â Penasaran, siapa juga yang ngirimin paket, pikir Risa.
"Selamat ulang tahun Risa. Â Nggak bisa memberi apapun untuk kamu, kecuali sketsa ini. Â Sketsa kamu yang sedang tersenyum. Â Berharap senyum itu nggak hilang, supaya aku bisa memilikinya untuk diriku sendiri. Â Aku suka kamu Risa," sebuah ucapan di kartu ucapan ditulis manis oleh Fian. Â Terlukis juga di kartu itu foto diri Risa dengan senyumnya.
Dubrakkk...berasa sesak nafas Risa, nggak nyangka Fian tahu hari kelahirannya? Â Padahal, pertemanan mereka belum setahun. Â Ehhmmm...ini pasti ulah Nia sahabatnya, yang membocorkan rahasia negara.
"Mbak...Mbak...Ris, ada temannya datang," kembali suara bibiek yang kali ini sambil mengetok pintu kamar Risa.