Mohon tunggu...
Desvita hanna
Desvita hanna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesenian Ebeg

11 September 2024   19:01 Diperbarui: 12 September 2024   20:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Seni budaya tradisional di Indonesia sangat banyak corak ragamnya; bahkan 

pada suatu daerah saja dijumpai bermacam-macam seni tradisional. 

Umumnya kesenian semacam itu muncul atau ditampilkan pada waktu 

upacara keagamaan, musim panen, atau upacara selametan dan pesta (1985, 

hlm. 2). 

Dengan keberagaman kesenian tradisional yang ada pada masyarakat Indonesia 

menjadikan kesenian tersebut dapat menjadi aset suatu daerah, tempat kesenian 

tersebut berkembang.

* Pentingnya perkembangan kesenian yang ada pada masyarakat menjadikan 

harus adanya penelitian yang sering dilakukan, baik itu oleh para akademisi 

ataupun oleh pemerintah. Kesenian itu dapat mempunyai kaitan amat erat dengan 

satu hal dan hal yang lain, seperti agama, ekonomi, struktur sosial lain-lain. 

Dalam kajian kebudayaan, kesenian dapat dijadikan pokok perhatian khusus, yang di dalamnya pun dapat dipilah satuan-satuan permasalahan yang lebih khusus lagi 

(Sedyawati, 2007, hlm. 125). 

* Penelitian yang dilakukan menjadikan kesenian 

tradisional dapat bertahan dan lebih dikenal oleh masyarakat. 

Kesenian khas Banyumas tersebar di seluruh daerah-daerah sekitar 

Banyumas seperti di Purwokerto, Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga, 

Gombong, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Kulon progo, dan Magelang. 

Kesenian-kesenian tersebut pada umumnya merupakan seni pertunjukan 

rakyat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu berkaitan dengan kehidupan 

masyarakat pemiliknya.

* Kesenian Ebeg di berbagai wilayah memiliki banyak sebutan yang 

berbeda, seperti Kuda Lumping, Kuda Kepang, Jathilan dan Jaran Kepang. Dari 

beberapa kesenian tersebut memiliki kesamaan dalam berbagai hal, terutama pada 

penggunaan properti berupa anyaman yang menyerupai kuda. Selain itu, beberapa 

kesenian tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. 

* Seperti dalam skripsinya Komala (1997) Istilah "Ebeg" menjadi "Ebleg". 

Penelitian yang dilakukan Komala berada di Desa Cineam Kabupaten 

Tasikmalaya. Dalam skripsinya dijelaskan bahwa kesenian Ebleg dibawa oleh 

para pekerja dari Banjar. Banjar sendiri adalah wilayah yang berada di daerah 

perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penulis juga mendapatkan artikel 

yang ditulis oleh Priyanto (2010) berjudul Representasi Indhang dalam Kesenian 

Lengger di Banyumas. Pada artikel ini dibahas bagaimana pertunjukan dari 

kesenian Ebeg dan Lengger di Banyumas. Selain itu, artikel ini menjelaskan 

tentang makna indhang sebagai bagian penting dari pertunjukan kesenian tersebut.

* Tugiatiningsih (2013, hlm. 4) memaparkan dalam skripsinya tentang 

gambaran dari kesenian Ebeg, bahwa:

Kesenian Ebeg merupakan suatu bentuk kesenian yang dilakukan secara 

kelompok, yang biasa dipentaskan pada siang hari dan waktunya bisa satu 

sampai empat jam. Kesenian Ebeg ini juga suatu bentuk tarian yang 

diiringi dengan ricikan gamelan. Ricikan gamelan yang digunakan adalah 

bonang barung dan penerus, saron demung, kendang, gong, kenong, dan

kempul. Diiringi tembang-tembang Banyumasan yang dinyanyikan oleh 

seorang sinden.

* Kesenian Ebeg adalah salah satu seni pertunjukan dan kesenian tradisional 

yang harus tetap terjaga kelestariannya. Kesenian Ebeg dalam pertunjukannya 

memiliki makna dan nilai-nilai budaya luhur yang dapat diambil bagi para 

seniman Ebeg dan juga penontonnya. Bahkan masih banyak masyarakat awam 

yang belum mengetahui nilai-nilai luhur yang terkandung pada pertunjukan

kesenian Ebeg. Karena hal itulah keberadaan dari kesenian Ebeg harus 

diperhatikan. Walaupun, akan muncul kesulitan-kesulitan terutama jika kesenian 

Ebeg hanya dipahami oleh segelintir orang.

Kesenian Ebeg memiliki peranan yang penting bagi masyarakat. Peranan 

ini terlihat ketika kelompok kesenian Ebeg melakukan pertunjukan. * Pada saat 

pertunjukan, masyarakat akan merasa terhibur dengan atraksi-atraksi yang 

dilakukan para pemain. Bahkan ada adegan ketika pemain Ebeg mengalami 

kerasukan dan melakukan hal-hal yang di luar logika seperti, makan rumput, 

mengupas kelapa menggunakan gigi, memakan daging mentah dan lain-lain. Hal 

itu adalah salah satu dari adegan yang ada pada pertunjukan Kesenian Ebeg. 

* Masyarakat awam melihat kesenian Ebeg hanya berfungsi sebagai sarana hiburan. 

Dengan melihat pertunjukan kesenian Ebeg, orang-orang dapat memperat tali 

persaudaraan dan saling mengenal satu sama lain. Selain itu, kesenian Ebeg bagi 

para senimannya memiliki fungsi lain yang sifatnya lebih kepada religi atau 

spritiual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun