Mohon tunggu...
desvika yumnanabillah
desvika yumnanabillah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas airlangga

Pribadi yang memiliki ketertarikan lebih terkait digitalisasi dan perkembangan jaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Melindungi Kesehatan Mental Anak dari Ancaman Cyberbullying dan Tantangan Digital Lainnya

11 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:11 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era perkembangan teknologi digital yang begitu cepat, anak-anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka lahir dan dibesarkan di era dimana teknologi telah merasuki hampir pada setiap aspek kehidupan. 

Anak-anak memiliki aspek pengetahuan yang tak terbatas, komunikasi dengan teman diseluruh dunia menjadi lebih mudah, dan eksplorasi kreativitas terbuka lebar. Namun, dibalik gemerlapnya kemajuan teknologi, terdapat tantangan-tantangan baru yang tidak bisa diabaikan, terutama dalam hal kesehatan mental anak.

Disamping teknologi memberikan peluang untuk terhubung dengan dunia secara lebih luas, anak-anak juga menghadapi tekanan yang belum pernah ada sebelumnya. 

Dorongan untuk tampil sempurna di media sosial, eksposur terhadap konten yang tidak pantas di internet, edan resiko cyberbullying menjadi bagian dari tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola kesehatan mental. Oleh karena itu, ditengah lajunya perkembangan teknologi ini, orang tua harus menjadi peran yang lebih proaktif dalam membimbing anak-anak menghadapi tantangan-tangan yang ada.

Apa itu Cyberbullying?

Cyberbullying atau pelecehan secara daring merupakan penggunaan teknologi digital seperti ponsel atau internet untuk mengganggu, menyerang, atau mempermalukan orang lain. Bentuk-bentuk cyberbullying dapat bervariasi, mulai dari pesan teks yang menghina hingga penggunaan media sosial untuk menyebarkan gosip atau foto yang memalukan. Dampak dari cyberbullying ini bisa sangat merugikan, meningkatkan resiko stress, depresi, bahkan pemikiran bunuh diri pada korban.

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi anak-anak kita dari risiko dan bahaya di dunia digital. Penting untuk menyadari risiko yang dihadapi anak-anak dan mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi kesehatan mental mereka.Beberapa panduan praktis yang dapat membantu orang tua dalam menghadapi tantangan ini adalah :

Memberikan pendidikan dan kesadaran

Langkah pertama yang dapat diambil adalah memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang pentingnya kesadaran diri. Mengajarkan mereka untuk tidak membagikan informasi pribadi secara publik, mengenali tanda-tanda cyberbullying, dan berbicara kepada orang tua jika mereka merasa tidak aman di dunia digital.

Membina komunikasi terbuka

Buatlah lingkungan di rumah di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman  mereka. Pastikan mereka tahu bahwa mereka dapat datang kepada orang tua dengan masalah apa pun yang mereka hadapi di dunia digital tanpa takut mendapat hukuman.

Mengatur penggunaan teknologi

Sebagai orang tua kita harus menentukan batasan waktu dan aturan penggunaan teknologi di rumah. Terlalu banyak waktu di depan layar dapat meningkatkan risiko terkena cyberbullying dan masalah kesehatan mental lainnya. Pastikan anak-anak memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan dunia nyata dan melakukan kegiatan di luar ruangan.

Menjadi contoh yang baik

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjadi contoh yang baik dalam penggunaan teknologi. Tunjukkan kepada anak-anak  bagaimana menggunakan internet dengan bijaksana dan etis, serta cara berinteraksi dengan orang lain secara positif dan menghargai privasi dan batasan orang lain.

Melindungi kesehatan mental anak dari ancaman cyberbullying dan tantangan digital lainnya memerlukan upaya bersama dari orang tua, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Selain tindakan individu yang diambil oleh orang tua di rumah, pendidikan tentang kesadaran diri online juga harus diperkuat di sekolah-sekolah. Sekolah dapat mengadakan program pelatihan untuk siswa tentang bagaimana mengenali dan menanggapi cyberbullying, serta memberikan dukungan kepada siswa yang menjadi korban.

Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di media sosial dan platform online lainnya. Perusahaan teknologi harus berkomitmen untuk melindungi pengguna mereka dari cyberbullying dan penyalahgunaan online lainnya, dengan cara meningkatkan algoritme untuk mendeteksi perilaku berbahaya, memberikan opsi melaporkan konten yang tidak pantas, dan menghapus akun yang melanggar kebijakan.

Referensi :

Kowalski, R. M., Giumetti, G. W., Schroeder, A. N., & Lattanner, M. R. (2014). Bullying in the digital age: A critical review and meta-analysis of cyberbullying research among youth. Psychological Bulletin, 140(4), 1073–1137. https://doi.org/10.1037/a0035618

Yuliana, Y. (2022). Pentingnya Kewaspadaan Berinternet untuk Kesehatan Mental Anak dan Remaja . Jurnal Ilmu Medis Indonesia, 2(1), 25–31. https://doi.org/10.35912/jimi.v2i1.1218

Gamez-Guadix, M., Orue, I., Smith, P. K., & Calvete, E. (2013). Longitudinal and reciprocal relations of cyberbullying with depression, substance use, and problematic internet use among adolescents. Journal of Adolescent Health, 53(4), 446–452. http://dx.doi.org/10.1016/j.jadohealth.2013.03.030

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun