Mohon tunggu...
Desty Rahmadany
Desty Rahmadany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa_Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Makassar

Sebaik-baik perkataan adalah yang sedikit dan jelas linkr.bio/Hijabart

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kepala Desa Berkampanye? Apa Boleh?

13 Februari 2024   19:14 Diperbarui: 13 Februari 2024   19:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sampailah di tempat yang dimaksud, ternyata ada banyak warga lain yang datang dan pernah datang. Kepala Desa memberikan sebuah kartu pemilu yang dari beberapa Caleg yang ia dimohon untuk membantunya.

Kalau dipikir-pikir dan dipahami betul, Kepala Desa ini seharusnya tahu apa yang ia lakukan ini adalah salah. Apalagi, saat beliau bertanya kepada saya mengenai hak pilih saya. Sayakan bingung, ada apa ini?, datang-datang kok langsung tanya hak pilih. Beliau, si kepala Desa bertanya, "kamu mau kasih provinsi atau kabupaten?". 

Jelas, yang dimaksud adalah ia ingin diberi suara. Saya yang waktu itu bingung, dan tidak mau menjawab sebenarnya. Karena saya punya pilihan sendiri. Tapi, beliau malah menjelek-jelekkan saya di depan masyarakat lain. Terus dia bilang jawab ragu-ragu saja. 

Yah, saya hanya bisa mengangguk. Tak ingin membuat dia marah.

Dan disitulah, saya memahami bahwa ada yang aneh di sini. 

Semakin lama ditempat itu, semakin saya tahu, bahwa dia sedang bermain money politik. Memberikan uang kepada masyarakat yang mau membantunya memilih Caleg itu.

Bahkan, dia semakin terlihat takut dan mewanti-wanti agar tidak ada yang mengambil gambar di tempat itu.

Tapi, ini bukan sesuatu yang sifatnya pribadi. Tidak masalah jika satu orang menyinggung orang lain, tapi ini tentang masyarakat yang dibodoh-bodohi. Memanfaatkan yang tidak tahu menahu dan membayar dengan uang.

Guys!, itulah yang namanya money politik. Kebenaran dan keadilan harus ditegakkan. Aku yakin, bukan hanya di daerah ku saja begitu, mungkin di daerah mu juga.

Yuk!, peduli lingkungan, saatnya buka matamu guys!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun