Mohon tunggu...
Destyara Zanneta
Destyara Zanneta Mohon Tunggu... Lainnya - Finance

Digital Finance - 55521120011 Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Perpajakan Sebagai Seni/Mimesis (Immanuel Kant)

26 Mei 2022   23:46 Diperbarui: 26 Mei 2022   23:54 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu bagaimana jika teori akuntasi dikaitkan dan dimasukkan dengan kacamata seni pada keilmuan filsafat?

Gagasan tiga Immanuel Kant
Gagasan tiga Immanuel Kant
 

Seperti yang diketahui bahwa immanuel kant memiliki gagasan tiga tingkatan yaitu 

a. Apa yang bisa saya ketahui

b. Apa yang harus saya lakukan? 

c. Apa yang bisa saya harapkan?

dari 3 gagasan ini maka dapat disimpulkan bahwa seluruh keilmuan di muka bumi ini tidak terkecuali ilmu akuntansi memiliki suatu pengetahuan yang terarah pada suatu dogma teretntu. Semua keilmuan di muka bumi ini selalu didasari oleh suatu mitos yang kemudian menjadi epistime dan berkahir menjadi suatu ideologi. Mitos yang muncul tentu saja tidak semata - mata muncul begitu saja, mitos ini dibuat berdasarkan keilmuan sains dan mitos dapat disebutkan sebagai cerita yang tidak dapat dibedakan fakta dan bukan fakta yang ada di dalam isinya. mitos ini bertujuan untuk memberi penjelasan dan menyatakan pengertian pada setiap manusia mengenai diri nya sendiri dan bukan bertujuan untuk menyajikan suatu gambaran objektif tentang alam semesta dan dunia. 

Keterkaitan 
Keterkaitan 

Sehingga jika dikaitkan dengan ilmu akuntansi yang dapat dikatakn sebagai ilmu prasangka inilah yang menjadikan suatu ilmu teori prasangka menjadi suatu keharusan yang metode epsiteme nya harus dicari. akibat dari bahasa bahasa akuntansi yang tidak netral dan tidak mudah dipahami oleh kebanyakan mansuai, maka perlu adanya model dalama teori akuntasi kritik yang berusaha meng kolaborasika antara model akuntansi satu dengan model akuntasi satu lainnya. ini dapat mengubah cara berpikir manusia nya untuk menjadi saintis dan filsofis seperti yang dilakukan immanuel kant pada saat ia menggabungkan dua ilmu teori antara rasionalisme dan empirisme. sehingga dalam suatu ilmu akuntasi diharapkan untuk dapat menuda serta membadakan kemudian diam dan untuk tidak mencari faktat otentik karena suatu kegiatan yang menunda itu berarti tidak mengambil suatu keputusan. kegiatan suatu ilmu akuntasni harus lah di dasarkan oleh suatu laporan keuangan, sehingga dapat terjadi suatu kontrol suatu kekuasaan dan berakhir seperti IFRS SAK ETAP ASP dan lainnya sehingga ini dapat merusak suatu interpretasi yang sesungghunya dalam suatu ilmu ekonomi mapun akuntansi. Lalu pada hakekat nya juga ilmu akuntansi tidak berdasar pada suatu rasionalitas murni, melainkan didasari oleh suatu kebudayaan baik dalam kebudayaan dalam suato organisasi maupun suatu budaya penggunaan hal lainnya. Ada pula ilmu akuntasi berdasar pada suatu ke otoritasan suatu subjek dan objek . ilmu akuntasi juga berdasar bada suatu kepemimpinan karena dalam suatu praktek akuntasi faktor kepemimpinan memiliki faktor yang lumayan berpengaruh dalam suatu struktur laporan keuangan baik dalam sebelum terbentuk nya laporan keuangan maupun sudah terbentuk dan jadi suatu laporan keuangan. kemudian ilmu akuntansi juga didasari oleh suatu kekuasaan uang, karena ilmu akuntasi selalu berdampingan dengan hal yang berbau dengan keuangan maka tentu saja kekuasaan uang dalam praktek ilmu akuntasi sangat berpengaruh. kemudian pula ilmu akuntasi didasari atau berdasar pada suatu kepentingan dan demokrasi. kepentingan disini dimkasudkan dalam suatu hal yang berpengaruh dalam suatu praktek ilmu akuntasi.

Begitulah paparan saya terkait teori akuntansi perpajakan secara seni atau mimesis yang kemudian disangkutkan dengan ilmu filsafat dari seorang filsuf terkenal yaitu Immanuel Kant.

Source: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun