Mohon tunggu...
Destry RamadhaniCandra
Destry RamadhaniCandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

BISMILLAH CALON SARJANA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG'S Desa UPI Bandung

6 Agustus 2022   21:12 Diperbarui: 6 Agustus 2022   21:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’S Desa ini merupakan kegiatan kuliah kerja nyata yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia yang diselenggarakan secara Hybrid (gabungan antara daring dengan luring) yang diselenggarakan pada tanggal 11 Juli 2022 sampai dengan 10 Agustus 2022. 

Negara Indonesia memiliki berbagai permasalahan meliputi: pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, rasio gini, indeks pembangunan manusia, emisi gas rumah kaca, nilai tukar petani, dan nilai tukar nelayan. Semua permasalahan tersebut sedang dipersiapkan penanganannya secara serius melalui program pembangunan yang berkelanjutan atau dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) Desa. 

“Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata”

Secara statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun, kecuali pada tahun 2006.  Namun secara absolute jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat besar. Pada tahun 2000 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 38,74 juta jiwa. Jumlah ini terus menurun hingga pada tahun 2006 penduduk miskin di Indonesia naik menjadi 39,3 juta. 

Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.187.756,-/rumah tangga miskin/bulan (Badan Pusat Statistik, 2022).

Tantangan inilah yang menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, maka negara Indonesia akan kesulitan bangkit karena sumber daya manusia yang tidak mendukungnya. Salah satu upaya untuk menangani dan diharapkan dapat mengurangi kemiskinan adalah memberikan pelatihan kewirausahaan. 

Jika tiap masyarakat diberikan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, maka akan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Jika tiap-tiap negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas maka akan tercipta lapangan-lapangan kerja yang dibuat oleh masyarakat yang berpendidikan. Selain itu, pemerintah juga harus membuka lapangan pekerjaan

untuk masyarakatnya sehingga kemiskinan dapat diatasi. Jika kemiskinan ini dapat diatasi maka pengangguran yang menjadi permasalahan pada suatu negara dapat berkurang secara tidak langsung. Sehingga penting terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan mengatasi kemiskinan yang secara tidak langsung akan mengurangi pengangguran. 

“Tempat Kerja Memiliki Fasilitas Kesehatan Dan Keamanan”

Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. 

Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Keamanan, Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor penting dan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan serta hasil perekonomian di tempat kerja. 

Memerhatikan Unsur K3 mampu mengontrol dan mengurangi kerugian seperti terpapar penyakit, dalam hal ini paparan Covid-19, resiko kecelakaan akibat kelalaian pegawai atau kurangnya fasilitas keamanan dan keselamatan kerja, pula akibat kurangnya penegakan peraturan pematuhan K3 di tempat kerja. 

Penyebab kecelakaan kerja terbagi menjadi dua faktor; Faktor Lingkungan dan Faktor Manusia. Faktor Lingkungan terbagi menjadi 2 yakni a) lokasi kerja; b) desain tempat kerja. Faktor manusia sendiri disebabkan oleh kelalaian individu tersebut dalam mematuhi aturan K3 yang ditentukan oleh Tempat Kerja.

Dokpri
Dokpri

Hasil data tersebut diambil dari melakukan pendataan kepada pemilik UMK di RW 04, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Terdapat 30 UMK yang terdata di RW 04, Kelurahan Isola yang menjadi tempat perlaksanaan KKN kelompok 18 sub 4. 

Dari hasil data tersebut terlihat bahwa masyarakat pemilik UMK sudah memiliki fasilitas keselamatan dan kesehatan yang menjadi poin penting dalam sebuah UMK. Dan dari hasil data tersebut terlihat bahwa 23%  masyarakat pemilik UMK tidak memiliki P3K dalam UMK mereka. 

Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah karena kelompok 18 sub 4 akan memberikan P3K kepada masyarakat UMK tersebutd dan juga memberikan masker untuk tetap selalu terlidungi dari Covid-19  yang saat ini masih tetap harus diwaspadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun