Mohon tunggu...
Destri alviona
Destri alviona Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon mahasiswa

Halo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Empati Dalam Membantu Kesehatan Mental Orang Lain

2 Januari 2025   20:05 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa Itu Kesehatan Mental?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai kemampuan individu untuk berkontribusi secara positif dalam komunitas, dengan mengenali potensi diri, mampu mengatasi stres dengan baik, serta berfungsi secara produktif dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks yang berperan penting dalam kesejahteraan psikologis seseorang. Beberapa penyebab gangguan kesehatan mental meliputi:

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan psikologi yang mempengaruhi perubahan emosi yang ekstrim sehingga dapat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam berkehidupan sosial, kegiatan sehari-hari bahkan akademik. Depresi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

  • Postpartum Depression adalah gangguan depresi ini dapat terjadi pada perempuan selama masa kehamilan atau pasca persalinan.
  • Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) merupakan bagian dari Premenstrual Syndrome (PMS). Meskipun gejala PMS dapat berupa gejala fisik dan psikologis. Gejala PMDD cenderung bersifat psikologis dimana seorang pengidap mengalami tingkat depresi dan kesedihan yang menghalangi aktivitas sehari-hari.
  • Seasonal Depression adalah Depresi ini hanya terjadi di beberapa negara yang memiliki musim gugur hingga musim dingin.
  • Major Depressive Disorder atau Depresi mayor merupakan penyakit yang umum dan sering terjadi. Bagi orang yang terkena dampak, gejalanya dapat berlangsung hampir sepanjang hari, berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Gejala yang paling umum seperti  kesedihan, sulit tidur, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, kurang konsentrasi, perasaan putus asa, dan kecemasan terus-menerus.
  • Persistent Depressive Disorder (PDD) atau juga dikenal sebagai distimia, adalah bentuk depresi kronis yang dialami selama dua tahun atau lebih. Seringkali, penderita merasa bahwa gejalanya adalah bagian dari kehidupan normal, sehingga tidak menyadarinya sebagai gangguan.

2. Pola emosi remaja

Masa transisi remaja dan pubertas dapat menyebabkan konflik emosional dan psikologis. Perubahan fisik yang cepat dan fluktuasi hormon kerap memicu ketidakstabilan emosional. Untuk mengembangkan kematangan emosi, remaja perlu belajar mengekspresikan reaksi emosional mereka melalui komunikasi dengan orang lain. Keterbukaan tentang perasaan dan masalah pribadi sangat dipengaruhi oleh rasa aman dalam hubungan sosial.

3. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga berperan penting dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Lingkungan yang tidak sehat dan sering terjadi konflik dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental.

4. Tekanan sosial dari teman sebaya (Bullying)

Tekanan sosial dari teman atau ekspektasi sosial untuk sesuai dengan norma-norma tertentu juga dapat menjadi pemicu bagi munculnya masalah kesehatan mental. Dampak tekanan sosial akan mempengaruhi penurunan minat untuk melakukan sosialisasi terhadap individu ataupun kelompok.

Apa Peran Empati Dalam Membantu Kesehatan Mental?

Dalam menghadapi faktor penyebab kesehatan mental tersebut maka dibutuhkan strategi yang tepat dalam membentuk kesejahteraan psikologis seseorang. Salah satunya dengan adanya komunikasi interpersonal yang dapat memainkan peran sentral dalam membentuk kesehatan mental. Praktik komunikasi interpersonal yang berlandaskan pada nilai-nilai seperti kejujuran, penghargaan, dan empati mampu menciptakan lingkungan interpersonal yang sehat. Oleh karena itu, empati menjadi peran penting dalam menciptakan komunikasi interpersonal yang sehat dan mendukung kesejahteraan psikologis seseorang.

Empati adalah proses yang melibatkan respons afektif (perasaan) dan kognitif (pemahaman). Ini berarti mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain serta memahami mengapa mereka merasakannya. Afektif atau emosional merujuk pada kemampuan untuk mengerti emosi orang lain seperti rasa sakit, meskipun pengalaman tersebut berbeda dari rasa sakit yang kita alami namun situasinya serupa. Sementara itu, kognitif didasarkan pada pemahaman dan perspektif yang berasal dari pengalaman, kepribadian, serta keadaan atau situasi orang lain. Dengan adanya empati akan memungkinkan seseorang merasa dimengerti dan didengar tanpa dihakimi.  Hal ini akan sangat membantu dan berpengaruh bagi kesehatan mental orang lain dalam mengurangi tingkat stres dan kecemasan, serta memperkuat rasa kepercayaan diri dan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Beberapa peran empati lainnya dalam mendukung kesehatan mental seseorang yaitu:

1. Mengatur emosi pada diri

Berempati pada orang lain juga dapat membantu mengendalikan, memahami, dan mengelola emosi dengan lebih baik. Dengan begitu, seseorang tidak akan mudah mengalami stress sehingga dapat terhindar dari kondisi kesehatan mental yang dapat menganggu kesejahteraan psikologisnya.

2. Mendorong perilaku tolong-menolong

Empati dapat memungkinkan kita untuk ikut memahami dan merasakan perasaan orang lain. Perasaan saling memahami ini akan membawa pengaruh dalam mendorong tindakan untuk membantu orang lain agar dapat meningkatkan kesejahteraan mentalnya, baik bagi pemberi dukungan maupun penerima dukungan.

3. Membantu proses penyembuhan

Salah satu peran dalam empati adalah dapat membantu proses penyembuhan kesehatan mental yang dialami orang lain. Dukungan empati akan memberikan kekuatan, harapan, dan semangat bagi mereka yang mengalami kondisi kesehatan mental yang buruk. Dengan begitu mereka mendapatkan dorongan untuk mampu mengatasi masalah mereka tanpa menyerah ataupun putus asa. Selain itu dukungan empati juga dapat memberikan rasa diperdulikan, hal ini akan memunculkan pemikiran bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya, sehingga proses penyembuhan kesehatan mental pun dapat berjalan dengan optimal.

Ciri-ciri Orang yang Empati

Orang-orang yang sangat empati biasanya memiliki salah satu dari karakteristik berikut:

  • Kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian
  • Kepekaan terhadap bahasa tubuh dan ekspresi wajah orang lain
  • Kecenderungan untuk memahami perspektif orang lain sebelum memberikan penilaian
  • Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi orang lain
  • Keinginan tulus untuk membantu orang yang menghadapi kesulitan
  • Kemampuan untuk memberi respons yang tepat terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
  • Kemampuan untuk membayangkan diri berada di posisi orang lain

Bagaimana Cara Mengembangkan Empati?

Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan empati yaitu meliputi:

1. Praktikkan Mendengarkan Aktif

Mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah pertama untuk memahami sudut pandang orang lain. Saat seseorang berbicara, fokuslah sepenuhnya pada apa yang mereka ungkapkan tanpa merasa perlu memikirkan respons Anda. Perhatikan intonasi suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah mereka. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dengan memberikan isyarat non-verbal seperti anggukan kepala atau kontak mata.

2. Praktikkan Mindfulness

Meditasi mindfulness dapat meningkatkan kesadaran diri Anda serta kemampuan untuk hadir sepenuhnya dalam interaksi sosial. Dengan ini, Anda akan lebih peka terhadap emosi dan kebutuhan orang lain.

3. Perluas Lingkaran Sosial

Bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dapat memperkaya pemahaman Anda tentang beragam pengalaman manusia. Ini membuka peluang untuk melihat dunia melalui berbagai kacamata.

4. Latih Ekspresi Emosi

Memahami dan mengekspresikan emosi Anda sendiri dapat membantu Anda lebih peka terhadap perasaan orang lain. Ujilah kemampuan Anda untuk memberi nama pada emosi yang dirasakan dan kenali faktor-faktor yang memicunya.

5. Refleksi Diri

Sediakan waktu untuk merenungkan interaksi Anda dengan orang lain. Pikirkan mengenai bagaimana Anda merespons emosi mereka, dan renungkan cara-cara yang lebih baik untuk memberikan dukungan di masa yang akan datang.

Empati berperan penting dalam mendukung kesehatan mental orang lain. Empati memungkinkan untuk mengurangi stres dan kecemasan, memperkuat hubungan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis. Empati juga mendorong perilaku altruistik yang menyelesaikan konflik, mengurangi perasaan kesepian, dan memperkaya makna hidup. Selain itu, empati meningkatkan kepercayaan diri dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan mental. Dalam konteks sosial dan spiritual, empati diakui sebagai nilai penting untuk membangun solidaritas dan dukungan emosional antar individu. https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun