Faktor Etnis dan Kultural
Lampung adalah rumah bagi berbagai suku dan kelompok etnis, termasuk suku Lampung, Jawa, Bali dan Batak, yang masing – masing memiliki budaya dan tradisi sendiri. Ketegangan anatar kelompok etnis, meskipun tidak seberapa signifikan, terkadang dapat memperburuk stratifikasi social. Dalam beberapa kasus, kelompok etnis tertentu memiliki akses yang lebih besar terhadap peluang ekonomi, pendidikan, dan politik, yang menciptakan ketidaksetaraan antara kelompok etnis yang lebih dominan dengan yang lebih minoritas.
Dampak Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Lampung
Ketimpangan ekonomi yang meningkkat
Stratifikasi social mengarah pada peningkatan ketimpangan ekonomi di Lampung. Mereka yang ada di kelas bawah atau miskin sering kali tidak mengakses peluang ekonomi yang sama dengan mereka yang berada dikelas atas. Hal ini memperburuk kondisi kemiskinan, terutama di daerah pedesaan, yang mengandalkan sector pertanian sebagai sumber penghasilan utama. Keterbatasan akses terhadap sumber daya dan pasar menyebabkan mereka sulit keluar dari kemiskinan.
Mobilitas social yang terbatas
Salah satu dampak utama stratifikasi social adalah terhambatnya mobilitas social. Banyak orang dilampung yang lahir dalam keluarga ekonomi rendah dan hanya memiliki akses terhadap pendidikan dan pelatihan. Karena kurangnya peluang untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja modern, mereka kesulitan untuk memperbaiki status social dan ekonomi mereka. Dengan demikian, mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.
Kesenjangan antar kawasan
Perbedaan antara kawasan perkotaan dan pedesaan di Lampung juga menciptakan stratifikasi social yang tajam. Kawasan perkotaan, seperti Bandar Lampung, memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas public, infastruktur, pendidikan, dan pekerjaan yang lebih bergengsi, sementara kawasan pedesaan, seperti di daerah Lampung Barat dan Lampung Selatan, sering kali kesulitan dalam hal akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan yang baik, dan peluang ekonomi. Ketidaksetaraan ini memperburuk ketegangan social dan menciptakan perbedaan yang besar dalam kualitas hidup.
Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan
Dalam masyarakat kelas bawah sering kali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan yang memadahi. Di Lmapung, sebagian besar fasilitas kesehatan berkualitas tinggi terpusat didaerah perkotaan, sementara di daerah pedesaan, fasilitas kesehatan seringkali terbatas. Ketidakmerataan akses terhadap layanan kesehatan ini mengakibatkan tingginya angka kemiskinan, malnutrisi, dan penyakit menular di kalangan masyarakat yang terpinggirkan.