Mohon tunggu...
desti
desti Mohon Tunggu... Guru - kepala sekolah

Lahir di kota Tangerang selatan saat ini sebagai Mahasiswa Pascasarjana S2 Magister Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

landasan teori manajeman berbasis sekolah secara internasional

22 Desember 2024   16:24 Diperbarui: 22 Desember 2024   16:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Landasan Teori Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Secara Global

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan pendekatan yang mengedepankan pemberdayaan sekolah dalam pengelolaan sumber daya, pengambilan keputusan, dan pengembangan kurikulum. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui desentralisasi dan pelibatan komunitas sekolah dalam proses manajerial. Di berbagai negara, MBS diterapkan untuk memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, yang pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan hasil belajar yang lebih baik dan relevansi pendidikan yang lebih tinggi.

1. Pengertian dan Tujuan MBS

MBS adalah sebuah sistem manajemen di mana sekolah diberikan kewenangan lebih besar dalam pengelolaan aspek-aspek pendidikan, mulai dari pembiayaan hingga pengelolaan kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan utama dari MBS adalah untuk memberikan sekolah lebih banyak kontrol terhadap kebijakan dan praktek yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Di berbagai negara, MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja akademik siswa, memperkuat hubungan antara sekolah dan komunitas, serta meningkatkan akuntabilitas pendidikan.

2. Landasan Teori Manajemen Berbasis Sekolah

Beberapa teori dan konsep yang menjadi dasar dari MBS dapat dilihat dari berbagai perspektif, baik itu dalam teori manajemen, teori pendidikan, maupun teori desentralisasi. Berikut adalah landasan teori-teori utama yang membentuk MBS:

a. Teori Desentralisasi

Desentralisasi adalah inti dari MBS, di mana keputusan-keputusan yang sebelumnya diambil oleh pusat pemerintahan atau otoritas pendidikan tingkat lebih tinggi dipindahkan ke tingkat sekolah. Desentralisasi memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengelola sumber daya, anggaran, dan kebijakan internal sesuai dengan kebutuhan lokal. Hal ini didasarkan pada teori bahwa sistem pendidikan yang lebih terdesentralisasi memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam merespons kebutuhan dan tantangan spesifik komunitas.

b. Teori Manajemen Partisipatif

Manajemen partisipatif adalah teori yang mengedepankan pentingnya melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks MBS, manajemen partisipatif melibatkan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan komunitas dalam merancang dan melaksanakan kebijakan pendidikan. Teori ini mendorong kolaborasi dan rasa memiliki yang lebih besar dari semua pihak terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

c. Teori Akuntabilitas dan Transparansi

Dalam MBS, salah satu prinsip utama adalah akuntabilitas, di mana sekolah bertanggung jawab atas penggunaan anggaran dan pencapaian hasil pendidikan. MBS menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan sekolah, dengan memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada masyarakat tentang kebijakan, anggaran, dan hasil yang dicapai. Akuntabilitas juga mencakup penilaian berkala terhadap kinerja sekolah yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk lembaga pengawas atau pemerintah.

d. Teori Sumber Daya Manusia

MBS juga berlandaskan pada pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang efektif. Sekolah yang menerapkan MBS perlu memiliki kepala sekolah yang kompeten, guru yang terlatih, serta staf pendukung yang berkualitas. Dengan memberikan otonomi kepada sekolah, diharapkan sekolah dapat lebih fleksibel dalam merencanakan pengembangan SDM, misalnya melalui pelatihan, pemberian insentif, dan pengelolaan karir yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah.

3. Implementasi MBS di Berbagai Negara

Di berbagai belahan dunia, MBS telah diadaptasi dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan konteks lokal dan kebijakan pendidikan masing-masing negara.

a. Australia

Australia adalah salah satu negara yang mengimplementasikan MBS dalam sistem pendidikannya. MBS di Australia dikenal dengan nama "School-Based Management" (SBM), yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengelola anggaran, menyusun kurikulum, serta mengembangkan program-program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat lokal. Di Australia, MBS bertujuan untuk meningkatkan hasil akademik dengan memperkuat hubungan antara sekolah dan orang tua, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.

b. Kanada

Di Kanada, MBS diterapkan dengan memberikan sekolah kewenangan lebih dalam pengelolaan anggaran dan kebijakan lokal. MBS di Kanada didasarkan pada prinsip desentralisasi yang memungkinkan sekolah untuk merespons kebutuhan spesifik komunitas mereka. Sekolah juga memiliki kebebasan untuk mempekerjakan guru dan staf yang sesuai dengan kebutuhan pengajaran yang ada di sekolah mereka, serta merancang program-program inovatif yang sesuai dengan kondisi lokal.

c. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, MBS sering kali dikaitkan dengan reformasi pendidikan dan kebijakan otonomi sekolah. Program-program seperti charter schools dan voucher systems memberikan sekolah kebebasan lebih dalam mengelola anggaran dan mengatur kurikulum. MBS di Amerika juga melibatkan pengambilan keputusan yang lebih besar oleh komunitas sekolah, termasuk orang tua, dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

d. Negara-negara Berkembang

Di banyak negara berkembang, MBS diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya pendidikan, terutama di daerah-daerah yang kurang terlayani. MBS memberikan kesempatan bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk mendapatkan kebebasan dalam menentukan prioritas pendidikan, merencanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, dan mengelola dana dengan lebih baik.

4. Tantangan dan Keberhasilan MBS

Meskipun MBS menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, implementasinya seringkali menghadapi tantangan. Beberapa tantangan utama meliputi:

  • Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki kapasitas atau akses terhadap sumber daya yang diperlukan untuk mengelola MBS dengan efektif.
  • Perbedaan Kualitas Kepemimpinan: Keberhasilan MBS sangat tergantung pada kemampuan kepala sekolah dan staf dalam mengelola perubahan.
  • Ketimpangan Sosial-Ekonomi: Di beberapa negara, ketimpangan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi efektivitas implementasi MBS, karena sekolah-sekolah di daerah miskin mungkin tidak memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah-sekolah di daerah yang lebih makmur.

Namun, di sisi lain, keberhasilan MBS dapat dilihat dalam peningkatan kinerja akademik, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, terutama apabila didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendukung otonomi sekolah.

5. Kesimpulan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah pendekatan yang mendorong desentralisasi dan pemberdayaan sekolah dalam pengelolaan pendidikan. Dengan landasan teori desentralisasi, manajemen partisipatif, akuntabilitas, dan pengelolaan sumber daya manusia, MBS berupaya meningkatkan kualitas pendidikan secara global. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya, banyak negara yang telah berhasil memanfaatkan MBS untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan lokal. Implementasi yang sukses dari MBS memerlukan dukungan kebijakan yang kuat, kepemimpinan yang efektif, serta keterlibatan komunitas yang aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun