Mohon tunggu...
DESTI
DESTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sertakan Allah SWT disetiap langkahmu maka semuanya akan baik-baik saja

Nama Desti merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Asal dari indragiri Hilir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosiologi Jurusanku

10 Mei 2019   23:06 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:25 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya awali hari-hari dengan senyuman walaupum rasa sedih selalu menyelimuti rasa kasihan kepada orang tua yang menanggung anaknya bahkan yang paling menyedihkan bagi saya, saya telah mengorbankan cita-cita orang-orang yang ada disekeliling saya, gara-gara saya orang tua sibuk memenuhi kebutuhan saya sendiri sehingga adik saya harus menganggur kuliah, rasanya teriris akan hal itu betapa egoisnya saya banyak kebahagian orang-orang yang saya sayang terhampas oleh saya sendiri.

Tetapi walaupun situasi rumit yang saya rasakan sekarang ini saya tidak akan menyerah dalam hal apapun saya akan membuktikan kepada orang semua bahwa saya juga bisa menjadi orang sukses, saya juga pernah merasakan bagimana rasanya diremehkan oleh orang-orang bahwa saya berasal dari keluarga menengah tidak mampu untuk kuliah dan mencapai cita-cita saya, kemudian dari perkataan-perkataan yang meremehkan tersebut membangkitkan semangat pada diri saya bahwa saya harus bisa membuktikan bahwa saya jugak bisa, jadi bagi teman-teman jika ada yang meremehkan teman-teman semua kita tidak boleh menyimpan dendam kepada orang tersebut tetapi jadikan cambuk buat kita sendiri bagaimana kita bisa membuktikan bahwa apa yang dikatakan orang tersebut merupakan hal yang tidak benar bahwa kita juga bisa sukses.

Detik-detik berjalannya waktu teman-teman semua pasti akan merasakan kejenuhan dan kesedihan tersendiri, sebagai anak rantau yang merantau dikampung orang mengajarkan saya dalam berbagai hal, tentang bagaimana susahnya hidup jauh dari orang tua, jauh dari perhatian orang tua dan rasa rindu yang selalu mencekam, rasa hati yang paling dalam aku ingin pulang tapi hal tersebut bukan hal yang mudah, jarak tempat kuliah yang jauh tidak semudah itu untuk pulang ketika teman-teman semua pulang disaat hari-hari puasa seperti ini tapi saya hanya bisa melihat teman-teman saya pulang rasanya ingin menangis jika mengigat keluarga yang ada dirumah dengan kasih sayang yang tida ada batas, tapi aku disini memiliki cita-cita yang harus saya capai dan saya perjuangkan. Sepahit apapun rintangan yang saya hadapi di perantaun saya jadikan cambuk untuk saya agar mendapatkan kesuksesan tersebut karna jika bukan kita yang merubah nasib kita terus siapa lagi. Jika kita sudah memutuskan untuk kuliah maka kita harus menekuninya karena ada hati yang kita jaga yaitu hati keluarga khususnya orang tua. Terima kasih teman-teman yang sudah membaca tulisan saya walaupun masih ya berantakan, hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun