[caption id="attachment_335358" align="aligncenter" width="300" caption="dok.Ijab-Qabul Tertunai Sudah"]
Haru-biru membahana di ruang itu. Pasangan-pasangan mata telah jadi saksi. Mitsaqon gholizo, perjanjian berat itu terucapkan. Lantunan QS. An-Nisaa: 24 telah dilafalkan dengan lancar nan indah. Perjanjian tidak hanya kepada sang mempelai, bahkan kepada Sang Khalik yang utama. Alhamdulillah, sah-sah-sah.... kata sah setelah qabul dilisankan. Lega dan berbahagia sekali. Penantian selama ini usai juga. Barakallahulaka wabaroka alaika wajama'a bainakuma fiikhoir. Ah, sungguh, timbunan air mata sedih dan bahagia meruah di hari itu. Kehilangan pastilah tentu. Bahagia, apalagi itu, saya amat bahagia. :D
[caption id="attachment_335359" align="aligncenter" width="300" caption="dok.alhamdulillah sah juga"]
[caption id="attachment_335368" align="aligncenter" width="300" caption="dok.barakallahulaka"]
Penggantian pakaian. Masing-masing mempelai sudah halal masuk ke kamar. Eits... tapi bukan untuk berkasih-kasih, melainkan mengganti kostum berikutnya: kebaya modern. Aih, tidak menyangka, kembaranku cantik sekali. Bahagia sekali melihatnya penuh sumringah. Kalimat selamat tak henti-hentinya terhuyung di telinganya. Para tamu satu-satu berdatangan diiringi doa untuk kedua pengantin. Saya masih di situ, belum mau melepasnya. Hehe... sedih-sedih... bahagia-bahagia. Qadarallah ^_^ Paraaap... ini dia si pangeran dan ratu sehari. Cantik dan tampan. InsyaaAllah sholihah dan sholih.
[caption id="attachment_335362" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pengantin sumringah nih ye..."]
Tamu semakin banyak berdatangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Azan zuhur menggema. Nasyid berhenti sejenak. Tanpa lepas mengucapkan syukur tak terperi, salat zuhur ditunaikan. Setelah itu, mari... pengantin berganti kostum. Kalau kata ibu yang biasa ngerias, kostum yang dipakai Nana adalah Paes Ageng. Ehmm... Nana tampak bigger tapi cantik binggiiiiittt :D
[caption id="attachment_335363" align="aligncenter" width="271" caption="dok.baju adat paes ageng nih ...."]
Salam-salaman, saling mendoakan, menyantap hidangan dan camilan masih memenuhi hari itu. Pangeran dan ratu tak henti-hentinya melepas senyum. Bahagiaaa... sekali. Widiiih... makin ingin juga :D Baiklah, sesi foto dengan keluarga dan kerabat. Jeprat sana-jepret sini. Ciiiis... pasang senyum foto makin okeh. :)
[caption id="attachment_335364" align="aligncenter" width="300" caption="dok.foto bersama keluarga"]
Ahad pun berlalu. Senin, 3 Februari2014, Nana masih menikmati pernikahan indahnya. Sumringah belum juga lepas. Saya yang biasa tidur berdua dengannya, kini hanya sendiri. Hiikss... mulai sepi. Tak ada yang bisa diajak bercengkrama. Senin siang, Nana berpamitan padaku. Mereka ke Kota Agung. Katanya di sana akan diadakan tasyakuran. Ehm... Senin itu saya makin sedih. Saya benar-benar kehilangannya. Baru kali ini dari sekian saudara kandung saya yang menikah, pernikahan Nana-lah yang membuat saya sering bersedih. Bukan karena saya dilangkah menikah, melainkan karena saya sendiri kini. Barakallah saudaraku....