kesehatan mata. Mata sendiri merupakan alat penglihatan yang sangat penting dalam tubuh kita yang perlu diperhatikan kesehatanya. Hal ini dilihat dari data peningkatan pemakaian kacamata bertambah banyak (Hartono, 2021).
Di era teknologi modern saat ini, penggunaan perangkat digital seperti gawai, tablet, laptop dan mesin komputer lainnya sangat meningkat pesat. Penggunaan yang terus berulang dan dalam waktu yang cukup lama dapat mempengaruhiSaat pemakaian gawai, mata adalah alat indra yang paling sering bekerja. Sama halnya seperti manusia yang bisa lelah setelah bekerja seharian, mata juga bisa lelah. Maka dari pada itu, menjaga kesehatan mata amatlah sangat penting. Dalam kasus seperti melihat layar elektronik terlalu lama dapat menyebabkan masalah penglihatan dan mata. Jika anda tidak bekerja di depan layar komputer secara terus menerus, jangan lupa bahwa melihat layar gawai terlalu lama juga dapat merugikan mata. Dalam sektor kesehatan, masalah yang disebabkan oleh paparan layar pada mata dan penglihatan dikenal sebagai digital eye strain atau computer vision syndrome (CVS) (Sheppard & Wolffsohn, 2018). Gangguan ini memiliki gejala-gejala yang dialami diantaranya:
- Mata yang kering, merah atau iritasi.
- Penglihatan tidak jelas atau ganda.
- Kepala merasakan rasa sakit.
- Sakit di area bahu, leher serta punggung.
Pernahkah Anda mengalami gejala di atas sesudah menggunakan layar digital?
Mata kita otomatis berkedip lima belas hingga dua puluh kali dalam semenit dalam kondisi normal. Namun, mata lebih sedikit berkedip ketika melihat layar digital daripada biasanya. Panel kontras dan cahaya yang tidak efektif juga dapat menjadikan mata kita mengerahkan lebih banyak upaya.
Tidak hanya itu, di era perkembangan teknologi modern yang sangat pesat, gaya hidup manusia mengalami perubahan besar, dan teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan penggunaan kacamata adalah salah satu dampak yang semakin dirasakan. Bukan hanya sebagai alat untuk memperbaiki penglihatan tetapi juga untuk melindungi mata dari sinar biru  layar digital setiap saat.
Beberapa alasan penyongkong peningkatan penggunaan kacamata di era digital diantaranya:
- Paparan sinar biru layar digital
Di era teknologi modern saat ini, penggunaan perangkat digital seperti gawai, tablet, laptop dan mesin komputer lainnya sangat meningkat pesat. Penggunaan yang terus berulang dan dalam waktu yang cukup lama dapat mempengaruhi kesehatan mata. Mata sendiri merupakan alat penglihatan yang sangat penting dalam tubuh kita yang perlu diperhatikan kesehatanya. Hal ini dilihat dari data peningkatan pemakaian kacamata bertambah banyak (Hartono, 2021).
      Saat pemakaian gawai, mata adalah alat indra yang paling sering bekerja. Sama halnya seperti manusia yang bisa lelah setelah bekerja seharian, mata juga bisa lelah. Maka dari pada itu, menjaga kesehatan mata amatlah sangat penting. Dalam kasus seperti melihat layar elektronik terlalu lama dapat menyebabkan masalah penglihatan dan mata. Jika anda tidak bekerja di depan layar komputer secara terus menerus, jangan lupa bahwa melihat layar gawai terlalu lama juga dapat merugikan mata. Dalam sektor kesehatan, masalah yang disebabkan oleh paparan layar pada mata dan penglihatan dikenal sebagai digital eye strain atau computer vision syndrome (CVS) (Sheppard & Wolffsohn, 2018). Gangguan ini memiliki gejala-gejala yang dialami diantaranya:
- Mata yang kering, merah atau iritasi.
- Penglihatan tidak jelas atau ganda.
- Kepala merasakan rasa sakit.
- Sakit di area bahu, leher serta punggung.
Pernahkah Anda mengalami gejala di atas sesudah menggunakan layar digital?
Mata kita otomatis berkedip lima belas hingga dua puluh kali dalam semenit dalam kondisi normal. Namun, mata lebih sedikit berkedip ketika melihat layar digital daripada biasanya. Panel kontras dan cahaya yang tidak efektif juga dapat menjadikan mata kita mengerahkan lebih banyak upaya.
Tidak hanya itu, di era perkembangan teknologi modern yang sangat pesat, gaya hidup manusia mengalami perubahan besar, dan teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan penggunaan kacamata adalah salah satu dampak yang semakin dirasakan. Bukan hanya sebagai alat untuk memperbaiki penglihatan tetapi juga untuk melindungi mata dari sinar biru  layar digital setiap saat.
Beberapa alasan penyongkong peningkatan penggunaan kacamata di era digital diantaranya:
- Paparan sinar biru layar digital
Studi telah menunjukkan bahwa paparan sinar biru berlebihan dapat merusak sel-sel mata dan meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan penglihatan. Inilah yang mendorong banyak orang untuk menggunakan kacamata anti-sinar biru khusus untuk melindungi mata mereka (Shechter et al., 2020).
- Kesadaran akan Perlindungan Mata
Di era digital, masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan mata. Kacamata dianggap sebagai investasi dalam kesehatan mata jangka panjang selain sebagai alat memperbaiki penglihatan mata. Orang-orang mulai menggunakan kacamata anti-radiasi sebagai langkah pencegahan untuk mengurangi dampak negatif teknologi terhadap penglihatan mereka (Rosenfield, 2011).
- Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup dan Mode
Di era internet, penggunaan kacamata meningkat secara signifikan karena tren fashion. Kacamata tidak hanya dipilih karena fungsinya tetapi juga karena mereka adalah aksesori gaya. Biasanya kalangan remaja yang selalu mencari cara untuk tampil unik dan kekinian, dengan desain kacamata yang kreatif dan inovatif menjadi daya tarik tersendiri (Chua et al., 2016)
Oleh karena itu, peningkatan penggunaan kacamata di era komputer dan internet mencerminkan respons masyarakat terhadap masalah kesehatan mata yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Tren ini didorong oleh paparan sinar biru, kesadaran akan kesehatan mata, dan faktor gaya hidup. Oleh karena itu, orang dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tetap menjaga kesehatan mata mereka.
Oleh karena itu, peningkatan penggunaan kacamata di era komputer dan internet mencerminkan respons masyarakat terhadap masalah kesehatan mata yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Tren ini didorong oleh paparan sinar biru, kesadaran akan kesehatan mata, dan faktor gaya hidup. Oleh karena itu, orang dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tetap menjaga kesehatan mata mereka.
Daftar Rujukan
Hartono, S. H. (2021). Jumlah Pengguna Kacamata Minus Meningkat Selama Pandemi Covid-19.
Sheppard, A. L., & Wolffsohn, J. S. (2018). Digital eye strain: prevalence, measurement. BMJ Open Opththalmology.
Chua, S. Y. L., Sabanayagam, C., Cheung, Y. B., Chia, A., Valenzuela, R. K., Tan, D., Wong, T. Y., & Cheng, C. Y. (2016). Age of onset of myopia predicts risk of high myopia in later childhood in myopic Singapore children. Journal of College of Optometrists. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/opo.12305
Rosenfield, M. (2011). Computer Vision Syndrome: A Review of Ocular Causes and Potential Treatments. Journal of College of Optometrists. https://doi.org/10.1111/j.1475-1313.2011.00834.x
Shechter, A., Kimel, M., & Schick, Y. (2020). Ocular Manifestations of COVID-19 in Children: A Single-Center Observational Study. Ophthalmology, 127(8). https://www.aaojournal.org/article/S0161-6420(20)30464-4/fulltext
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H