Rempah, tentunya teman-teman banyak yang telah mengetahui dan mengenali rempah di sekitar kita. Rempah sendiri banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memasak makanan sehari-hari, belum lengkap rasanya memasak tanpa menggunakan rempah. Namun, apakah teman-teman sudah mengetahui apa itu rempah meskipun sering mendengar kata ini?
Rempah merupakan bagian dari tanaman yang memiliki kandungan rasa dan flavor yang lebih kuat dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan saat memasak. Apabila kita mengenal herba (herbs) berasal dari bagian daun, maka rempah dapat berasal dari biji, buah, akar, batang, bunga, atau kuliit kayu dan biasanya dikeringkan.
Rempah sendiri juga tidak hanya dimanfaatkan dalam masakan, rempah juga digunakan dalam beberapa upacara keagamaan tertentu dan dimanfaatkan sebagai obat alternatif yang alami.
Rempah sendiri banyak mengandung bahan kimia aktif yang berperan dalam membantu tumbuhan tersebut untuk mempertahankan dirinya. Bahan kimia ini yang kemudian terasa sebagai aroma dari tanaman rempah tersebut yang kemudian juga disukai oleh manusia.
Rempah dengan bahan aktifnya memiliki banyak manfaat bagi manusia. Kita mungkin masih mengingat saat awal pandemi COVID 19 terjadi, banyak anjuran dari berbagai praktisi kesehatan untuk mengonsumsi sayur, buah, dan herbal seperti rempah.
Tentunya anjuran ini bukan tanpa alasan, ada banyak komponen yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat membantu menguatkan imun tubuh terhadap zat patogen asing. Beberapa komponen rempah yang berdampak baik terhadap kesehatan tubuh seperti, zat antioksidan, zat antibakteri, dan kandungan yang dapat menurunkan lemak, terutama kolesterol jahat LDL.
Antioksidan merupakan zat yang dapat melawan radikal bebas dalam tubuh sehingga mampu mencegah penyakit degeneratif. Beberapa zat dalam rempah diteliti mampu untuk menghambat oksidasi lipid. Salah satu zat dalam rempah yang dapat berperan sebagai antioksidan adalah kurkuminoid dalam kunyit.
Kurkuminoid merupakan zat yang pemberi warna kuning yang bersifat sebagai antioksidan dan bermanfaat sebagai hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik, dan anti-inflamasi.
jahe mempunyai sifat antioksidan. Kemudian bahan lain yang dapat berperan sebagai antioksidan yakni beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol, dan gingeron memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E.
Rempah merupakan salah satu bahan antimikroba alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga pembusukan dan penurunan kualitas gizi dari makanan dapat dihambat. Komponen antimikroba dalam makanan, baik diproses ataupun tidak, dapat meningkatkan masa simpan dari suatu produk makanan.
Komponen rempah dan minyak esensial yang mengandung kelompok fenolic berperan sebagai bahan antimikroba, meskipun dalam komponen lain juga terkandung zat antimikroba. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa efek dari komponen fenolic ini bergantung dari dosis.
Pada dosis yang rendah, komponen fenolic berefek pada aktivitas enzim terutama yang berhubungan produksi energy sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat berakibat pada denaturasi protein. Beberapa makanan diolah dengan menggunakan rempah dan minyak esensial selain untuk meningkatkan kualitas rasanya juga sebagai salah satu metode untuk memperpanjang masa simpan dengan kandungan antimikrobanya.
Ada beberapa bukti saintis yang menunjukkan bahwa rempah dapat berperan dalam menekan konsentrasi lemak, kolesterol, dan LDL dalam darah. Salah satu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tikus coba dengan perlakukan dari cumin atau jintan putih (Cuminunm cyminum) menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol pada plasma dan jaringan.
Studi lain juga menyebutkan bahwa curcumin yang banyak terkandung dalam kunyit beserta dengan capsaicin pada cabai juga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah pada tikus coba.
Rempah merupakan bahan yang dekat dengan keseharian hidup masyarakat Indonesia. Rempah banyak ditemukan dan digunakan dalam masakan Indonesia, penggunaannya pun juga bervariasi, mulai dari satu jenis hingga berbagai jenis rempah dapat digunakan dalam masakan.
Dengan berbagai manfaat dari rempah, tentunya kita harus bahwa kita lahir di negeri kaya rempah dan dapat menikmati cita rasa rempah dalam makanan sehari-hari.
Referensi:
Farrimond, Stuart. (2018). The science of spice : understand flavour connections and revolutionize your cooking. London: Dorling Kindersley
Sari, A. N. (2016). Berbagai tanaman rempah sebagai sumber antioksidan alami. Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology, 2(2), 203-212.
Viuda-Martos, M., Ruiz-Navajas, Y., Fernández-López, J., & Pérez-Álvarez, J. A. (2010). Spices as Functional Foods. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 51(1), 13–28. doi:10.1080/10408390903044271
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H