Mohon tunggu...
Destaria Soeoed
Destaria Soeoed Mohon Tunggu... Lainnya - Young professional in edutech.

Doctoral student in Political Science. Passionate about edutech, digital marketing, social and political research in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kaji Bersama Program 3 Cagub-Cawagub DKI Jakarta Yuk!

5 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:43 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infografis Detik.com
Infografis Detik.com

Infografis Detik.com
Infografis Detik.com

Pilkada DKI Jakarta 2024 merupakan momentum politik penting yang akan menentukan arah kepemimpinan ibu kota. Dalam pemilihan ini, tiga pasangan calon bersaing untuk menduduki posisi gubernur dan wakil gubernur, masing-masing membawa visi dan program yang berfokus pada berbagai aspek seperti kesejahteraan sosial, redistribusi ekonomi, dan inovasi.

Pilkada ini menjadi ajang bagi warga Jakarta untuk memilih pemimpin yang dapat mengatasi tantangan urbanisasi, ketimpangan sosial-ekonomi, dan memberikan solusi yang berkelanjutan bagi pembangunan Jakarta di masa depan.

Sedikit gambaran terkait profil 3 Cagub-Cawagub kita ini:

Ridwan Kamil & Suswono (RIDO) adalah pasangan yang terdiri dari Ridwan Kamil, mantan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, yang dikenal atas berbagai inovasi dalam tata kota dan teknologi. Pasangannya, Suswono, adalah tokoh yang berpengalaman dalam bidang pertanian dan politik.

Dharma Pongrekun & Kun Wardana membawa latar belakang militer dan keamanan. Dharma Pongrekun adalah perwira tinggi di Polri, sementara Kun Wardana dikenal sebagai figur yang peduli pada keamanan dan stabilitas sosial.

Pramono Anung & Rano Karno (PA-Rano) adalah kombinasi antara politisi berpengalaman dan seniman. Pramono Anung adalah politisi senior dan mantan Sekretaris Kabinet, sementara Rano Karno adalah aktor terkenal yang pernah menjabat sebagai Gubernur Banten.

Setiap pasangan calon dalam Pilkada DKI 2024 merancang program mereka, tentu berdasarkan latar belakang dan pengalaman masing-masing serta isu-isu penting yang dihadapi Jakarta.  Berikut Review Singkat dari Program 3 Cagub-Cawagub Jakarta:

Ridwan Kamil & Suswono (RIDO) membawa program yang cukup komprehensif, dengan fokus pada kesejahteraan ekonomi melalui Kredit Mesra, dukungan sosial bagi lansia (Sahabat Lansia), dan inisiatif anti-bullying melalui aplikasi.

Program lainnya seperti Mobil Curhat dan CFD per kecamatan menunjukkan perhatian pada komunitas dan interaksi sosial. Mereka mengusung visi "Jakarta Baru Jakarta Maju" yang menekankan inovasi dan kemajuan sosial serta ekonomi.

Dharma Pongrekun & Kun Wardana berfokus pada keamanan sosial dengan program Kartu Jakarta Aman dan Kolam Pipi Monyet.

Mereka menawarkan solusi inovatif seperti Energi Botol Matahari dan mendukung partisipasi sosial dengan membuka lapangan kerja tanpa batasan usia.

Program ini ditujukan untuk menjaga keamanan dan keterlibatan masyarakat Jakarta, dengan slogan "Jakartaku Aman."

Pramono Anung & Rano Karno mengedepankan optimalisasi ekonomi lokal dengan program Oplet dan kesejahteraan sosial melalui Mak Nyak yang menjanjikan "makan enak, tidur enak."

Mereka juga memperkenalkan inovasi transportasi berbasis teknologi dengan SIDOEL serta pendidikan tanpa pungutan dengan Sabeni. Dengan slogan "Jakarta Menyala, Kagak Ribet Dah," pasangan ini menawarkan visi yang sederhana namun menyentuh aspek kesejahteraan dasar dan kemajuan ekonomi lokal.

Kemudian apabila kita coba resapi lagi dari kacamata politik ekonomi, terlihat bahwa setiap pasangan calon memiliki fokus yang berbeda, namun jika ditinjau dari kelengkapan dan relevansi program terhadap isu-isu strategis Jakarta, Ridwan Kamil & Suswono menurut saya, nampaknya menawarkan pendekatan yang paling komprehensif. Kredit Mesra sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi akar rumput menunjukkan fokus yang kuat pada redistribusi kesejahteraan melalui akses kredit. Ditambah dengan perhatian pada inisiatif sosial seperti Sahabat Lansia dan Aplikasi Anti Bullying, mereka tidak hanya fokus pada ekonomi tetapi juga pada kesejahteraan sosial. Pendekatan ini relevan untuk menangani ketimpangan ekonomi dan masalah sosial di Jakarta.

Di sisi lain, Pramono Anung & Rano Karno memiliki kekuatan pada program redistributif dengan fokus yang sangat jelas pada kesejahteraan dasar, seperti pendidikan tanpa pungutan dan ekonomi lokal.

Sementara Dharma Pongrekun & Kun Wardana menekankan keamanan dan lingkungan, yang penting namun membutuhkan investasi jangka panjang dan komitmen anggaran yang lebih besar.

Berikutnya, apabila kita bicara program, tentu kita tak bisa lepas dari pembahasan implementasi serta potensi masalah ketika proses sosialisasi dilapangan.

Sedikit hal yang dapat saya tangkap, nampaknya ada beberapa masalah yang mungkin muncul dari program-program cagub-cawagub DKI Jakarta 2024, yaitu sebagai berikut:

  1. Ridwan Kamil & Suswono: Program Kredit Mesra memerlukan sumber daya yang signifikan, dan tantangannya adalah menjaga keberlanjutannya tanpa membebani anggaran daerah. Program seperti Mobil Curhat mungkin memiliki dampak yang terbatas dan sulit diukur efektivitasnya secara konkret.

  2. Dharma Pongrekun & Kun Wardana: Fokus pada energi terbarukan (Energi Botol Matahari) adalah langkah positif, namun memerlukan investasi jangka panjang dan teknologi canggih yang belum tentu dapat segera diimplementasikan dengan cepat di Jakarta. Selain itu, inisiatif seperti Kolam Pipi Monyet mungkin dianggap kurang relevan atau tidak berskala besar dalam mengatasi tantangan utama di Jakarta.

  3. Pramono Anung & Rano Karno: Program populis seperti Mak Nyak dan Sabeni menjanjikan kesejahteraan sosial, namun ada risiko bahwa program redistributif ini dapat membebani anggaran daerah jika tidak dikelola dengan hati-hati. Selain itu, implementasi program berbasis teknologi seperti SIDOEL akan memerlukan infrastruktur teknologi yang mungkin belum tersedia di seluruh Jakarta.

Dengan berbagai program yang ditawarkan oleh ketiga pasangan cagub-cawagub Jakarta, kita melihat bahwa setiap kandidat berupaya menangani tantangan utama kota ini melalui pendekatan yang berbeda, baik dalam hal kesejahteraan sosial, ekonomi lokal, maupun inovasi lingkungan. Namun, setiap program juga memiliki tantangan, seperti keberlanjutan anggaran dan implementasi yang realistis.

Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita: apakah Jakarta butuh transformasi ekonomi yang lebih inklusif, keamanan sosial yang stabil, atau pendekatan populis yang menyentuh kesejahteraan dasar?

Jadi, mana pilihanmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun