Mohon tunggu...
Desta Patrine
Desta Patrine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Hobi= menyanyi,menari Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cara Menghilangkan Trauma Psikologis pada Anak

8 Juni 2023   10:02 Diperbarui: 10 Juni 2023   17:56 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar. Sumber: Motgomery Community Media

Sigmund Freud mengemukakan terdapat tiga bentuk kecemasan dalam individu yaitu kecemasan realitas, neurotik, dan moral. Dalam Psikoanalisa juga terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan perilaku abnormal atau menyimpang, yaitu dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan superego dan diperoleh melalui proses belajar sejak kecil kurang stabil. 

Freud berpendapat bahwa masa anak–anak sangat mempengaruhi pola kehidupan hingga dewasa. Apabila pada masa anak–anak selalu tertekan (represi) pengalamannya dan dimasukkan ke dalam dunia bawah sadar maka suatu saat pengalaman itu akan muncul ke dunia kesadaran dan itulah yang menyebabkan trauma. Saat itu juga dapat menjadikan penyesuaian dan presepsi atau pandangan yang salah muncul pada individu. 

Namun, apabila individu dapat menyalurkan kenginannya secara wajar, yakni yang  masih berada dalam kendali ego yang rasional dan sesuai dengan realitas, maka gangguan tidak akan terjadi dan anak akan menjadi sehat.

Tujuan konseling dalam pandangan Psikoanalisa adalah supaya individu mengetahui ego dan memiliki ego yang kuat (ego strength). Hal ini berarti konseling akan menempatkan. Didalam konseling Psikoanalisa terdapat dua bagian hubungan klien dengan konselor. Kedua hubungan itu adalah melakukan aliansi (working alliance)( dan transferensi)(Transference). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam konseling  .

Melakukan aliansi merupakan sikap klien kepada konselor yang cenderung bersikap irasional, realistis, dan tidak neurotik. Biasanya aliansi ini terjadi pada awal hubungan konselor dengan konseling. Pada Psikoanalisa terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk orang yang mengalami trauma karena masa lalunya.Teknik-teknik spesifik yang digunakan oleh freud dalam psikoterapi sebagai berikut

Ilustrasi anak bermain. Sumber: Jcomp/Freepik
Ilustrasi anak bermain. Sumber: Jcomp/Freepik

1. Terapi bicara (Talk therapy): Freud percaya bahwa membuka jalur komunikasi antara terapis dan anak sangat penting. Anak diberikan ruang aman untuk berbicara tentang pengalaman traumatis mereka. Terapis bertindak sebagai pendengar yang empati dan memberikan interpretasi tentang perasaan dan konflik yang mungkin muncul.

2. Teknik bebas asosiasi: Freud mengembangkan teknik ini di mana anak diberikan kebebasan untuk mengemukakan apa pun yang ada dalam pikirannya. Hal ini dapat membantu anak mengungkapkan perasaan, pikiran, dan ingatan tersembunyi yang terkait dengan trauma.

3. Penafsiran mimpi: Freud meyakini bahwa mimpi adalah jendela ke dalam pikiran bawah sadar. Dalam terapi, mimpi anak diinterpretasikan untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang konflik dan perasaan yang terkait dengan trauma.

4. Pemindahan (Transference): Freud mengamati bahwa anak-anak dapat memindahkan perasaan dan emosi mereka yang tak terpecahkan pada figur otoritas dalam terapi, seperti terapis. Terapis menggunakan pemindahan ini sebagai kesempatan untuk menjelaskan dan menerima perasaan anak yang terlibat dalam pengalaman traumatis.

5. Rekonstruksi sejarah kehidupan: Freud percaya bahwa menggali sejarah kehidupan anak dapat membantu mengungkapkan hubungan antara trauma masa lalu dan gejala saat ini. Anak didorong untuk mengingat dan menceritakan pengalaman masa lalu mereka, dan terapis membantu anak memproses dan memahami pengalaman tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun