Mohon tunggu...
Desta nuzulnur
Desta nuzulnur Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UIN MALIKI MALANG PIAUD19

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Intelegensi pada Anak Usia Dini

8 Mei 2021   15:15 Diperbarui: 8 Mei 2021   15:17 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak merupakan individu yang unik, karena mereka memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda beda di setiap anak. Disini penulis akan memberikan sedikit ulasan mengenai perkembangan anak dalam aspek kognitignya. 

pernahkah kalian mendengar kata intelegensi?

tentu kata ini tidak asing kan di telinga kalian, nah sekarang mari kita ulas apa sih yang di maksud dengan intelegensi itu?

Intelegensi merupakan kemampuan setiap individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuannya mengolah serta menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi itu bukanlah sesuatu yang bersifat keberadaan, melainkan untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Intelegensi  merupakan bahasan yang sudah ada sejak perkembangan awal ilmi psikologi, terutama pada bidang psikologi pendidikan. penggambaran secara spintas tentang intelegensi yaitu sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang menjadi berbagai teori intelegensi.

berikut beberapa teori  Intelegensi yang menjadi patokan perkembangan teori intelegensi, yaitu

1. Teori Uni Faktor

Teori ini di anggap sebagai teori yang tertua. Salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum adalah Alfred Binet. Menurut Binet, intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. 

Binet menggambarkan intelegensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu.  Jadi untuk melihat apakah seseorang cukup cerdas atau tidak, dapat diamati dari cara dan kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan dan kemampuannya untuk mengubah arah tindaknnya. Inilah yang disebut dengan komponen arah, adaptasi dan kritik dalam definisi intelegensi.

2. Teori Dwi Faktor

Teori Dwi Faktor dikembangkan oleh Charles Spearman seorang psikolog dan ahli statistik dari Inggris. Spearman mengusulkan teori kecerdasan dua faktor yang menurutnya dapat menjelaskan pola hubungan antara kelompok tes kognitif yang ia analisis.  Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori ini menyatalan bahwa kinerja  pada setiap tugas kognitif tergantung pada faktor umum atau faktor yang lebih spesifik dan unik untuk tugas tertentu.

4. Teori Hierarki 

Model Hierarki dicetuskan oleh Vernon. Dalam menjelaskan teori intelegensinya, teori ini menempatkan satu faktor kognitif umum di bawahnya terdapat dua faktor intelegensi utama yaitu verbeleduacitional dan practical mechanical spatial. Dalam model Hierarki kemampuan mental Vernon apabila semakin tinggi posisi faktor dalam diagram maka semakin luas rentang perilakunya.

5. Teori Primary Mental Ability

Teori ini dikembangkan oleh L.L Thurstone berdasarkan analisis faktor dengan mengkolerasikan dengan berkali-kali tes, yang akhirnya disusun menjadi kecakapan-kecakapan primer. Thurstone menjelaskan mengenai organisasi intelegensi yang abstrak atau bisa di sebut dengan "primary mental ability"  Intelegensi terdiri dari faktor yang jamak ( multiple factors), mencakup tujuh kemampuan mental utama

 ( primary mental abilities ), yaitu:

1. Verbal meaning : Memahami gagasan dan arti kata, yang diukur dengan tes kosa kata.

2. Number : Kecepatan dan akurasi melakukan perhitungan aritmatika.

3. Space : Kemampuan visualisasi hubungan yang berbentuk dalam tiga dimensi, seperti dalam mengenali gambar dalam orientasi berbeda.

4. Perceptual speed  : Kemampuan untuk membedakan detail visual, serta menetapkan persamaan dan perbedaan antara objek dalam gambar secara cepat.

5. Word Fluency : Kecepatan dalam memikirkan kata-kata, seperti dalam membuat puisi atau dalam memecahkan anagram.

6. Memory : Kemampuan untuk menghafal kata-kata, angka, huruf, dan sejenisnya, dengan cara menulisnya.

Kemampuan untuk menurunkan aturan dari informasi yang diberikan, seperti dalam menentukan aturan dari serangkaian angka dari hanya sebagian dari rangkaian angka tersebut.

Pengukuran Intelegensi

Menurut Cyril Burt, pengukuran intelegensi dapat dibagi ke dalam dua kelompok bedar yaitu menggunakan pengukuran dengan metode korelasinoal dan metode skala umur. Metode korelasional dicetuskan oleh Francis Galton sedangkan metode skala umur oleh Alfred Binet.

Francis Galton mendefinisikan intelegensi sebagai kapasitas biologis untuk pencapaian intelektual.  Dari definisi tersebut Galton mengukur intelegensi dengan mengukur kecepatan mental dan ketajaman panca indra melalui respon terhadap stimulus dari lingkungan.

Berbeda dengan Galton, Alfred Binet mengajukan dua asumusi terhadap intelegensi. Pertama, kemampuan mental berkembang dengan semakin bertambahnya umur. Kedua, kecepatan manusia dalam memperoleh kompetensi mental mempunyai karakteristik tersendiri dan bersifat konstan dengan berlalunya waktu. untuk mengukur kemampuan mental, Binet mewawancarai guru yang berpengalaman dan bertanya tentang masalah yang dapat dipecahkan anak berumur tiga, empat, lima dan seterusnya. Dari penelitian tersebut Binet memperkenalkan apa yang disebut dengan usia mental.

Pengukuran intelegensi ini berguna di dunia pendidikan. Sebagai contoh, ada beberapa sekolah yang mensyaratkan siswanya untuk memiliki IQ di atas rata-rata. Selain itu pengukuran IQ berguna untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap masalah-masalah pendidikan kontemporer untuk siswa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun