Si pria buka mulut ingin bicara, tetapi pengumuman perhentian kereta membatalkannya.
Bumi menegakkan tubuh, mengangguk. "Jupiter."
"Bumi." Si pria balas mengangguk.
Bumi benar-benar pergi. Kali ini tidak menoleh.
Jupiter kembali termenung setelah Bumi tak terlihat, kemudian bergumam, "Empat ribu tiga ratus tiga puluh koma enam. Itu waktuku mengitari kekasihmu." Ia tersenyum tipis, sedikit miris. "Dan kau bilang kau mencintaiku? Aku bahkan tak bisa mengingatmu, tapi anehnya aku tetap ingat untuk mengemban tugas dari kekasihmu. Nasib satpam." Ia mengeluarkan rokok baru, menyulut, mengisap, lalu mengembusnya pelan-pelan. Sepintas asapnya berputar-putar seperti badai.