Mohon tunggu...
Dessy Yasmita
Dessy Yasmita Mohon Tunggu... Desainer - valar morghulis

If you want to be a good author, study Game of Thrones.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | 2198: Kurir

14 Desember 2018   19:02 Diperbarui: 15 Desember 2018   12:06 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lalu aku tertegun. Kurir pendiamku tergeletak dengan kaki hampir putus. Entah bagaimana ia bisa menyeret dirinya ke dalam sini. Aku buru-buru memeriksa. Tertegun lagi. Di sela-sela darah ada cairan biru.

Humanoid. Manusia sampah!

Darahku langsung mendidih. Aku berdiri, menunggunya mati. Mati! Matilah!

Tubuhnya yang tersandar di dinding semakin miring lalu diam kaku. Wajahnya agak menunduk seperti tidur, meski matanya tidak tertutup sempurna. Beberapa helai rambutnya bergerak-gerak bersama angin yang bertiup. Aku berjongkok, menyentuh wajahnya. Ada sisa hangat.

Aku memang benci humanoid untuk berbagai alasan. Semua alasan itu bercampur dengan perasaanku. Aku membencinya, juga tak membencinya. Aku--

Kudengar langkah-langkah mengerikan. Otoritas!

***

Versi humanoid bisa dibaca di 2198: Klien.

(Berjam-jam gagal nulis. Akhirnya potongan gadis berambut cepak mampir di kepala. Cerita ini sepertinya akan memiliki versi si kurir, besok.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun