Sebagai hidangan, ampiang dadiah dikonsumsi dengan siraman kuah gula aren yang cukup banyak. Ada juga yang suka menambahkan parutan kelapa, serta serutan es. Saranku, seporsi ampiang dadiah sebaiknya dicampur terlebih dahulu secara merata, baru dimakan. Hal ini untuk mendapatkan kombinasi rasa asam dan manis yang tepat, serta mengurangi aroma khas dadiah.
Aroma dadiah yang cenderung kuat sebenarnya membuatku kurang bisa menikmati hidangan ini. Tapi bagi penggemar yoghurt, makanan ini sebenarnya bisa jadi alternatif cemilan karena rasanya yang berbeda. Dadiah sendiri selain diolah menjadi hidangan manis seperti ini, ternyata juga dikonsumsi sebagai samba (lauk, artinya dalam bahasa Minang). Ya, beberapa kalangan mengkonsumsi dadiah dengan nasi, bawang, dan sambal. Nah, unik kan.
Pengalaman Mencicipi Ampiang Dadiah
Aku teringat kala pertama memesan ampiang dadiah ini. Entah mengapa, melihat penampilannya dalam mangkuk yang penuh kuah coklat itu justru membuatku membayangkan hidangan seperti soto, sup, atau bahkan semangkuk rawon di hadapanku. Lidahku seperti mengecap rasa asin-gurih itu, walaupun aku belum pernah sekalipun mencicipinya. Bisa jadi karena sebelumnya aku hanya mengenal soto padang sebagai hidangan berkuah khas Sumatera Barat.
Tanpa ragu, aku pun memesan nasi putih pada sang uda (panggilan untuk abang di Sumatera Barat), pelayan di restoran yang melayaniku saat itu. Aku ingat, sang uda saat itu hanya tertegun, dan meninggalkanku begitu saja! Loh, kok di-cuek-in? Aku salah apa? Sambil bersungut-sungut, aku kemudian memulai saja ritual mencicipi ampiang dadiah itu.
Tentu saja, pada akhirnya aku pun menemukan jawabannya mengapa sang uda seperti mengabaikan pesananku. Lah hidangan manis begini masa dimakan pakai nasi? Kebetulan pula, hidangan ampiang dadiah-ku saat itu tidak ditambahkan serutan es batu.
Ceritaku yang ingin makan ampiang dadiah pakai nasi ini pun kemudian menjadi hiburan di keluarga suamiku, dari dulu sampai sekarang. Kalian yang ingin mencoba ampiang dadiah ini, jangan sok tahu terus mau pesan nasi seperti aku dulu ya. Hihihi.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H