Mohon tunggu...
Dessy Liestiyani
Dessy Liestiyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film

menggemari literasi terutama yang terkait bidang pariwisata, perhotelan, catatan perjalanan, serta hiburan seperti musik, film, atau televisi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Panduan Jajan Makanan dan Minuman Khas di Jam Gadang, Bukittinggi

21 Juni 2024   07:16 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:11 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jam Gadang (sumber: koleksi pribadi)

Awalnya, permukaan kerupuk diolesi merata dengan kuah sate padang yang berwarna oranye itu, dan kemudian ditimbun bihun. Di atas bihun, ada yang kembali "menyiram" dengan kuah sate padang, atau dengan kuah kacang. Kuah kacang ini maksudnya bumbu kacang yang telah dilarutkan air. Seperti bumbu kacang pada gado-gado atau pecel kalau di Jawa.

Biasanya, kuah kacang ini memang ditambahkan untuk menambah cita rasa pedas. Jadi buat kalian yang tidak tahan pedas, sebaiknya wanti-wanti ke sang penjual supaya tidak menambahkan kuah kacang ini di kerupuk kalian, kalau nggak mau beresiko huh-hah kepedesan.

Tanpa kuah kacang, bagi saya jajanan ini sebenarnya sudah cukup nikmat. Kombinasi rasa asin, gurih, dan sedikit pedas dari kuah satenya sudah cukup sempurna. Belum lagi sensasi kriuk-kriuk yang menyertainya kala menggigit kerupuknya. Dan kenikmatan ini bisa ditebus hanya dengan selembar uang lima ribu rupiah saja. Murah kan.

Jajanan kedua, cindua langkok.

Penjual Cindua Langkok Bukittinggi (sumber: koleksi pribadi)
Penjual Cindua Langkok Bukittinggi (sumber: koleksi pribadi)

Untuk menetralisir rasa pedas-asin setelah menyantap karupuak mi, saya menyarankan kalian jalan sedikit ke arah deretan delman dekat air mancur. Di sana kalian akan menemukan gerobak dorong yang dipenuhi toples, dan beberapa durian yang tergantung di atap gerobak.

Jajanan ini namanya cindua langkok. Harganya sekitar sembilan sampai sepuluh ribu rupiah. Dalam bahasa Minangkabau, cindua langkok berarti cendol lengkap. Sesuai dengan namanya, minuman ini memang bukan sekadar cendol biasa. Dalam satu porsi cindua langkok, selain cendol juga ada ampiang (beras ketan yang ditumbuk pipih), yang kemudian diberi larutan gula aren serta santan. Rasanya manis dan segar.

Uniknya, minuman ini juga dicampur dengan lopis (makanan dari ketan yang dimakan dengan parutan kelapa di Jawa), dan juga daging durian. Penambahan durian disesuaikan dengan selera pembeli, dan juga ketersediaan musim buahnya. Dengan komposisi seperti itu, sebenarnya menyantap seporsi cindua langkok ini sudah cukup mengenyangkan.

Walaupun hawa Bukittinggi cenderung adem di waktu-waktu tertentu, namun bagi saya menikmati cindua langkok kurang pas rasanya bila tidak dalam keadaan dingin. Jadi jangan sungkan untuk meminta es batu untuk menambah kenikmatannya.

Jajanan ketiga, pensi. 

Pensi (sumber: www.wikipedia.com)
Pensi (sumber: www.wikipedia.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun