Lebih setahun belakangan ini, saya cukup rutin mantengin Trans7 setiap hari jam 20.15 sampai 21.45 wib. Ada program namanya “Arisan”, kuis bergenre emak-emak yang menghibur banget. Cocok jadi penyeimbang mental yang sehari-hari kesel baca komen netizen. Beneran.
Menurut saya, program ini punya potensi yang bisa membuat pemirsa jatuh cinta lagi sama program televisi. Kehadiran program ini seperti menjadi solusi setelah program sketsa komedi “Lapor Pak” yang saya rasa tidak semenarik dulu. Saya merasa “Arisan” menjadi salah satu spin-off yang cukup memikat dari “Lapor Pak” (‘spin-off’ sendiri dalam dunia perfilman berarti film lepas yang khusus menceritakan sebuah karakter dari film utama).
Bukan tanpa alasan. “Lapor Pak” pada awalnya sangat meledak, dan kemudian mengangkat nama para pemainnya yaitu Andre Taulany, Wendy Cagur, Andika Pratama, Hesti Purwadinata, Ayu Ting-ting, Kiky Saputri, dan Surya Insomnia. Tak ayal, title komedian pun disematkan pada beberapa dari mereka yang sebelumnya tak berkecimpung di dunia komedi.
Seperti biasa, stasiun TV memanfaatkan ketenaran ini untuk membuat beberapa program baru lagi. Ada “Becanda Tapi Santai” (BTS), sketsa komedi yang diperankan hampir seluruh pemain “Lapor Pak”, pernah juga ada “Papa Rock N Roll” talkshow Andre Taulany bareng sang anak, Kenzy. Selain itu, Ayu Ting-Ting juga membintangi program reality “Ayah dan Ayu”. Semuanya di Trans7.
Setelah Andre Taulany dan Ayu Ting-ting, giliran Surya Insomia yang didapuk jadi host di “Arisan”. “Arisan” sendiri merupakan program kuis yang diikuti oleh 15 peserta, yang terbagi dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh satu atau dua orang artis yang menjadi kapten. Umumnya, pesertanya adalah ibu-ibu. Dari yang saya tonton, saya mendefinisikan ‘peserta ibu-ibu’ disini sebagai perempuan usia 30-60 tahun. Walaupun pernah juga satu-dua kali ada peserta bapak-bapak dan remaja.
Bagi saya “Arisan” jauh lebih menarik daripada program-program spin off “Lapor Pak” lain yang saya sebut sebelumnya. Ada beberapa hal yang membuat saya menyukai program ini.
Pengalaman saya bekerja di TV dulu, sebuah program itu sebaiknya juga bisa membuat penonton di rumah (pemisa) merasa ikut terlibat. “Arisan” sebagai program kuis otomatis memenuhi kriteria itu; ketika pemirsa spontan ikut menebak jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Yang membuatnya berbeda adalah porsi komedi di program ini sangat kental.
Entah apakah program ini memang awalnya di-setting seperti itu; kuis berbasis komedy. Atau sebenarnya unsur komedi justru tercipta tak sengaja karena bebodoran Surya Saputra yang dirasa sukses, dan kemudian diteruskan saja di episode-episode selanjutnya. Karakter sang host memang sangat kuat mengarahkan “Arisan” sebagai program kuis berbasis komedi.
Mungkin Surya Insomnia tidak terlihat dominan di “Lapor Pak”, walaupun beliau selalu bisa mengundang tawa karena celetukan-celetukannya yang lucu dan nggak “basi”. Tapi di “Arisan”, ia tak sekadar menunjukkan kalau ia punya “kuasa” atas program ini, namun juga memberikan “nyawa”. Kemampuan nge-banyolnya terlihat sangat alami; seperti spontanitas yang tidak memerlukan skrip, tidak memerlukan reading (membedah naskah sebelum syuting seperti yang dilakukan program komedi pada umumnya). Tapi “delivery”-nya selalu lucu, selalu berhasil menghadirkan tawa tanpa perlu properti atau kostum aneh-aneh.
Di luar karakter host yang kuat, tim produksinya sendiri menurut saya cukup berhasil membuat program ini tidak sekadar program cerdas cermat belaka. Banyak hadiah, banyak gimmick, banyak jenis permainan (games), serta banyak sekali variasi soal.
