Kemudian yang ke-2, ada Apriliani R. dan Greysia Polli, pemenang ganda putri di ajang bergengsi oliympic Jepang kemarin. Juga sama, mereka berdua kalau tidak dipersatukan dengan frekuensi tujuan dan proses sebagai bentuk komunikasi transaksional yang sama bisa saja tidak akan menemui kefektifan dalam mencapai tujuan mereka tersebut.Â
Lagi-lagi semua bermula dari komunikasi, mengingat komunikasi adalah kebutuhan fundamental yang sangat dasar dan penting dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Grey dari Jakarta, Apriliani dari Sulawesi, dari sisi agama mereka juga berbeda, namun mereka dapat menemukan kemudahan dengan saling menghargai melalui sebuah komunikasi yang efektif dan dapat diterima satu sama lain.Â
Bahkan menjadi jembatan untuk kita sebagai warga Indonesia juga yang menonton dan ikut merasakan kebanggaan atas perolehan medali emas oleh mereka berdua, ya.
Dan contoh yang terakhir, bahwa komunikasi antarbudaya erat kaitannya dengan era globalisasi. Di massa pandemi seperti sekarang ini saja contohnya, kita tidak bisa melakukan peran secara egois tanpa membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak dan sektor industri terutama dalam bidang kesehatan, kerjasama untuk tujuan keberlangsungan negara juga diperlukan aspek dukungan dari negara lain.Â
Indra Rudiansyah, salah satu mahasiswa yang patut diapresiasi, di tengah studinya di Oxford dan kemampuan Ia dalam menciptakan sebuah awal komunikasi dengan tim peneliti vaksinasi, pada akhirnya Ia dipercaya untuk bergabung sebagai salah satu tim vaksinasi dari Indonesia di Universitas Ocxford, bersama ketua timnya yaitu Sarah Gilbert pada saat itu.Â
Dalam melakukan perannya sebagai tim dengan anggota yang pasti jelas memiliki kebudayaan yang sangat berbeda yaitu mayoritas budaya barat. Pasti butuh penyesuaian dari sudut pandang budaya agar dapat diterapkan sebagai bentuk komunikasi yang efektif.
Nah itu dia beberapa contoh fenomena KAB yang masih banyak lagi sebetulnya karena pentingnya kita belajar KAB juga bukan hanya dari ke-tiga ini saja.Â
Sebelum kita memahami interaksi antarbudaya maka kita harus paham dulu komunikasi manusia. Jadi objek kajian kita dalam memahami komunikasi antarbudaya tentu adalah manusia dimana memiliki akal dan budi terutama saat dia mengambil tindakan dalam sebuah proses komunikasi untuk motif komunikasi tertentu.Â
Dan kita menyadari bahwa komunikasi yang diintrepetasikan melalui pesan yang masih bersifat abstrak ini dapat berupa lambang atau simbol-simbol dari sebuah perilaku manusia itu sendiri. Ini kita sambil mengulas salah satu dimensi dalam berbagai definisi komunikasi itu sendiri ya, salah satunya adalah pada konteks kesengajaan dengan melibatkan beberapa unsur komunikasi  seperti sumber, encoding, pesan, saluran, penerima, decoding, respons penerima, dan umpan balik.Â
Nah, unsur-unsur ini nantinya untuk apa? Tentu banyak faktor yang berperan dalam suatu peristiwa komunikasi, apalagi jika kita menuntut tujuan dalam persamaan persepsi antarbudaya, akan ada proses disepanjang peristiwa komunikasi tersebut.