Umumnya, sebuah target yang terukur diawali dengan pertanyaan "how" seperti "how much", "how many", atau "how fast".
3. Attainable (Dapat Dicapai)
Target yang kita buat harus realistis. Realistis di sini berarti target dapat dicapai berdasarkan ketersediaan sumber daya dan juga waktu yang dimiliki. Jangan sampai kita membuat sebuah target yang terlalu mustahil untuk dicapai.
4. Relevant (Relevan)
Target harus relevan dengan keinginan dan tujuan hidup kita. Target yang relevan akan memotivasi kita untuk mencapainya, baik dalam karir, kebahagiaan, atau aspek lain dalam hidup.
5. Time-bound (Terikat Waktu)
Deadline atau tenggat waktu merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan target. Dengan menentukan deadline, kita akan lebih tertantang untuk menyelesaikan target tersebut.
Selain itu, deadline juga dapat menciptakan rasa tanggung jawab dan urgensi untuk menyelesaikan apa yang telah kita targetkan.
Asal Muasal Metode SMART Terbentuk
Metode SMART pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran pada tahun 1981 dalam konteks bisnis dan manajemen. Awalnya, SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Asignable, Realistic, and Time-measurable.
Seiring berjalannya waktu, metode SMART tidak hanya diaplikasikan dalam lingkup bisnis dan manajemen, namun merambah ke lingkup lainnya. Saat ini, metode SMART kerap digunakan oleh banyak organisasi dan individu, baik untuk keperluan program kerja atau mendaftar sebuah beasiswa. Hal ini membuat singkatan tersebut kini diadaptasi sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan.
Contoh Aplikasi Metode SMART
Anggaplah bahwa Anda adalah seorang mahasiswa yang ingin fasih berbahasa Inggris untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Maka, target yang harus Anda susun adalah sebagai berikut.